Gagal Taklukkan China Soal Bunga Utang Kereta Cepat Kebanggaan Jokowi, Rocky Gerung Sebut Lord Luhut Sedang Menyembunyikan Kekecewaan
Publik dihebohkan dengan kabar yang dibawa Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang mengungkapkan nego bunga utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung dengan China gagal tercapai. Target awal dari 4 persen menjadi 2 persen tak terwujud karena China hanya mau menurunkan ke angka 3,4 persen.
Mengenai hal ini, Pengamat politik dan akademisi Rocky Gerung mengungkapkan narasi yang Luhut sampaikan setelah gagalnya nego tercapai dengan China merupakan upaya menyembunyikan kekecewaan.
“Ya dia nggak mungkin harus berkecil hati, walaupun sebetulnya sebagai orang yang ngerti sistem hutang berhutang dunia,” ujar Rocky melalui kanal Youtube Rocky Gerung Official yang juga bersama Hersubeno Arief dari Forum News Network (FNN) dikutip Jumat (14/4/23).
“Dia sengaja sembunyikan kecemasan dia tuh karena udah keburu terbuka di pers bahwa China berhasil menekan Indonesia dan Indonesia nggak mampu untuk negosiasi balik,” tambahnya.
Menurut Rocky, keterangan yang disampaikan “Lord” Luhut setelah gagal Nego yang menunjukkan optimisme pada dasarnya didasari pada kenyataan bahwa Indonesia “kalah’ dari China soal bisnis ini.
Kekalahan ini paling tidak bisa dilihat dari bagaimana China menambahkan syarat tertentu dsj.
“Ini tidak sesederhana seperti yang diucapkan oleh Pak Luhut, kita udah kalah gampangnya begitu dan sebetulnya dipermalukan, di mana China akhirnya mendete dengan syarat-syaratnya sendiri, padahal di dalam perjanjian selalu prinsipnya komitmen bersama,” papar Rocky.
“Sekali lagi dengan gampang kita anggap memang China berhasil mendikte Indonesia bahkan dirancang dari awal untuk menjebak Indonesia, konyolnya di situ,” tambahnya.
Sebelumnya, Luhut mengungkapkan bahwa Pemerintah China tetap menginginkan APBN menjadi jaminan atas pemberian utang mereka terhadap proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Alih-alih menerima, Menko Luhut langsung menolak permintaan negeri tirai bambu tersebut.
"Memang masih ada masalah psikologis ya, jadi mereka (China) maunya dari APBN. Tapi kita jelaskan prosedurnya akan panjang," kata Luhut dikutip Rabu (12/4/2023).
Di lain sisi, Luhut menyebut China hanya mau menurunkan bunga utang kereta cepat dari 4 persen ke level 3,4 persen. Luhut menyebut bunga utang tersebut masih terlalu tinggi dan pemerintah ingin bunga utang bisa turun sampai 2 persen.
Meski bunga masih cukup tinggi, Luhut mengatakan pemerintah tak masalah. Menurutnya, pemerintah bakal tetap membayarnya karena bunga itu sudah lebih baik dari bunga pinjaman luar negeri lainnya.
"Karena kalau kamu pinjam ke luar juga bunganya sekarang bisa 6 persen juga. Jadi 3,4 persen misalnya sampai situ, we are doing ok walaupun nggak oke-oke amat," kata Luhut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: