Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pengamat Pertanyakan Kehadiran BIN Usai Eskalasi Keamanan di Papua Meningkat Pasca Ditangkapnya Lukas Enembe

        Pengamat Pertanyakan Kehadiran BIN Usai Eskalasi Keamanan di Papua Meningkat Pasca Ditangkapnya Lukas Enembe Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kondisi keamanan di Papua semakin membahayakan pemerintah Republik Indonesia. Terbaru diserangnya pasukan TNI oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) di distrik Yal Kabupaten Nduga Pegunungan Papua.

        Terkait jumlah korban yang tewas dari pihak TNI saat ini masih simpang siur. Dari keterangan resmi puspen TNI sendiri mengatakan yang tewas dari pihak TNI saat ini baru seorang prajurit yaitu Pratu Miftahul Arifin yang tertembak dan jatuh ke jurang. 

        Sementara informasi dari  juru bicara OPM bahwa pihaknya telah menewaskan 9 orang anggota TNI dan juga merampas senjata nya. 

        Menurut Achmad Nur Hidayat Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute, jika informasi yang disampaikan OPM ini benar maka ini adalah sebuah tragedi yang memilukan terhadap TNI yang harus kehilangan banyak anggota nya di Papua putra putra terbaik bangsa ini. 

        Baca Juga: Ma'ruf Amin Kecam Tindakan Brutal KKB Papua yang Menewaskan Prajurit TNI: Ini Ujian Berat...

        Panglima TNI Yudo Margono sendiri langsung terbang ke Papua untuk memantau dan memberikan arahan kepada pasukan TNI di Papua.

        “Eskalasi keamanan di Papua sendiri semakin meningkat sejak ditangkapnya gubernur Papua Lukas Enembe oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Enembe yang merupakan tokoh di Papua memiliki banyak pengikut yang tentu tidak menerima pemimpinnya ditangkap,” kata Achmad melalui keterangan tertulis, Selasa (18/04/94). 

        “Penyanderaan pilot Susi air yang mendorong operasi militer TNI untuk menyelamatkannya membawa implikasi TNI mesti masuk ke hutan hutan di Papua untuk berusaha menyelamatkan pilot Susi Air yang disandera tersebut,” tambah dia. 

        “Tentu saja hal ini merupakan operasi yang sangat membahayakan TNI karena medan yang mereka hadapi adalah hutan hutan dan pegunungan yang sulit dimana OPM lebih mengetahui dan menguasai medan tersebut,” jelasnya. 

        Badan Intelijen Negara (BIN) menurut Achmad harusnya dapat memberikan informasi yang komprehensif atas situasi yang terjadi di Papua. 

        “Pasca penangkapan Lukas Enembe situasi di Papua tentu mengalami pergeseran dalam hal keamanan, pihak pihak yang marah terhadap penangkapan tersebut tentu akan bereaksi. Dan perlu diidentifikasi apakah hal tersebut memiliki korelasi dengan kelompok OPM,” katanya.

        Baca Juga: KKB Papua Memakan Korban Lagi, Jokowi Diminta Turun Beraksi: Mereka Harus Dihabisi...

        “Data intelijen sangat diperlukan untuk menetapkan strategi yang bisa digunakan untuk mengambil tindakan di Papua.  Terlebih memasuki tahun politik 2024 dan Pasca penangkapan Lukas Enembe eskalasi  keamanan di Papua akan semakin meningkat kerawanannya,” tambahnya. 

        Jika tingkat kerawanan keamanan di Papua tidak dimitigasi secara baik oleh data data intelegen maka itu akan sangat berbahaya bagi keselamatan para baik para personel keamanan maupun penduduk sipil Papua. 

        “Dan hal tersebut akan sangat membahayakan kepentingan Pemerintah Indonesia tidak saja di dalam negeri tetapi juga di tingkat internasional,” tutupnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
        Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

        Bagikan Artikel: