Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Enggak Merakyat Seperti Ucapan Jokowi, Ganjar Pranowo Dicap Lebih Dekat Oligarki: Ingat Kendeng dan Wadas

        Enggak Merakyat Seperti Ucapan Jokowi, Ganjar Pranowo Dicap Lebih Dekat Oligarki: Ingat Kendeng dan Wadas Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Deputi Eksternal LSM Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), Edo Rahman buka suara terkait dengan rekam jejak dari Ganjar Pranowo.

        Dirinya mengungkit bagaimana politikus senior tersebut jauh dari citranya yang disebut sebagai pemimpin yang merakyat.

        Baca Juga: Lancarkan Ganjar Jadi Next Jokowi, Begini Strategi Megawati Luluhkan Hati Loyalis Puan Maharani

        Menurutnya, Ganjar justru lebih mementingkan kepentingan dari investor alih-alih membela kepentingan warganya yang dirugikan akibat dampak proyek yang sedang terjadi.

        Edo memberi contoh konflik lahan di Pegunungan Kendeng pada 2015 silam dan baru-baru ini di Desa Wadas.

        "Kalau sebagai penengah, ya artinya bisa jadi [dia] berusaha mengakomodir kepentingan masyarakat dan korporasi. Tapi apakah kemudian itu memberikan jawaban yang betul-betul dibutuhkan masyarakat?" ujar Edo Rahman kepada BBC News Indonesia, Minggu (23/04).

        "Harusnya kan [dia] lebih mengutamakan kepentingan rakyat dan kepentingan masyarakat selalu ditunjang dengan kondisi lingkungan hidup yang memberikan daya dukung yang baik terhadap kehidupan warga," sambungnya.

        Pada kasus Kendeng, warga menolak penambangan dan pembangunan pabrik semen PT Semen Indonesia di Kabupaten Rembang dan Pati.

        Mereka menilai pendirian pabrik dan penambangan batu gamping di pegunungan karst itu akan mengancam ketahanan pangan dan ketersediaan air yang telah dimanfaatkan untuk kebutuhan pertanian dan sehari-hari mereka.

        Karena itulah beberapa ibu-ibu petani Kendeng mendatangi Istana Merdeka di Jakarta dan melakukan aksi menyemen kaki demi meminta dukungan Presiden Jokowi.

        Baca Juga: Majunya Ganjar Pranowo Direstui Megawati, Mobil Politik Prabowo Diguncang Lagi: Dari Capres Bisa Jadi Cawapres

        Hingga pada 2016, Mahkamah Agung mengeluarkan putusan yang memenangkan gugatan Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng yang memerintahkan Gubernur Ganjar Pranowo mencabut izin lingkungan PT Semen Indonesia. Tapi bukannya mematuhi putusan MA, Ganjar justru menerbitkan izin baru.

        Yang terbaru adalah penolakan besar-besaran warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, terkait penambangan batuan andesit untuk proyek Bendungan Bener yang mencaplok lahan mereka.

        Konflik panas sempat terjadi saat desa didatangi aparat polisi dan menangkap sejumlah orang pada tahun lalu.

        Baca Juga: Bermanuver Habis Ganjar Pranowo Resmi Dimajukan, Prabowo Macam Ketakutan: Dia Tiba-tiba Bergerak Cepat...

        Hingga kini, warga Wadas masih berkeras mempertahankan tanah mereka dari operasional penambangan dan menolak mekanisme 'konsinyasi' atau penitipan uang ganti rugi di pengadilan terhadap penolak tambang.

        Walhi juga mencermati bencana ekologis seperti banjir, tanah longsor, dan banjir rob yang terjadi di Jawa Tengah.

        Kata Edo, banjir di provinsi ini semakin buruk tiap tahun akibat perubahan fungsi kawasan tangkapan air menjadi perumahan dan kawasan industri.

        Pada Mei 2022 lalu, polisi setempat menyebut setidaknya 8.000 kepala keluarga terdampak banjir rob yang menerjang pesisir Semarang atau dekat Pelabuhan Tanjung Mas.

        Sejumlah peneliti meyakini penurunan muka tanah menjadi faktor yang ikut berperan dalam menyebabkan banjir rob parah di sana.

        Untuk mengatasi persoalan tersebut, menurut Edo, Ganjar tak memiliki rencana yang matang selain mengandalkan tanggul laut Semarang-Demak yang bakal dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Selama dua kali menjabat pemimpin Jawa Tengah pun, sambungnya, politisi PDI Perjuangan itu disebut tidak pernah menelurkan kebijakan progresif yang berpihak pada lingkungan.

        "Sejauh ini saya tidak melihat ada kebijakan yang melindungi atau memperbaiki lingkungan. Karena yang dia lakukan justru merevisi kebijakan tata ruang dan diarahkan membuka kawasan ekonomi khusus dan kawasan industri."

        Baca Juga: Tantang Langsung Prabowo Hingga Anies Baswedan, Ganjar Pranowo: Mari, Kita Ciptakan Perdebatan Menarik

        "Itu kan memperparah daya dukung dan daya tampung lingkungan di Jawa Tengah. Pertanyaannya sekarang bagaimana dengan kepentingan masyarakat yang membutuhkan ruang hidup?"

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: