Makin Terjepit, KKB Papua Gencar Sebarkan Berita Bohong dan Memohon Bantuan Negara Lain
Kondisi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua tampaknya sudah semakin terjepit. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Laksamana Muda (Laksda) Julius Widjojono, setelah mengetahui gerak-gerik mereka. Katanya, KKB Papua semakin sering menyebarkan berita bohong dan meminta bantuan senjata dan roket dari negara lain, seperti Australia dan Selandia Baru.
Operasi penyelamatan pilot Susi Air, Capt. Philip Mark Merthens, yang disandera KKB di Nduga, Papua Pegunungan juga masih berlanjut. Laksda Julius Widjojono pun mengklaim bahwa saat ini, kondisi KKB sudah terimpit.
"Kita tidak lagi bisa percaya mereka (KKB). Mereka yang menyerang loh, yang mendahului mereka bukan kita. Dan sekarang kondisinya terjepit," kata Laksda Julius Widjojono dalam keterangannya.
Baca Juga: Diungkap Menterinya Jokowi, KKB Papua Gunakan Strategi Tak Manusiawi: Mereka Gunakan Tameng Hidup
Julius menduga, hingga kini sudah ada beberapa anggota KKB yang tewas saat baku tembak di Distrik Mugi, Nduga, Papua Pegunungan, dengan pihak TNI.
"Bayangkan, 36 orang (prajurit TNI) itu kira-kira menembak enggak, dari ratusan peluru yang dibawa kan pasti menembak. Nah, dari mereka pasti ada yang mati. Nah, mereka tidak menyebutkan itu, KST tidak menyebutkan," ungkapnya.
Indikasi KKB mulai terjepit terlihat saat proses evakuasi Pratu F dari jurang 140 meter tidak ada potensei serangan.
Baca Juga: KKB Papua Ungkap Strategi Lawan Manuver TNI, Ternyata Begini
"Nah, ini tim bisa mengevakuasi yang kedalaman jurang 140 kalau situasi tidak aman kan tidak mungkin. Pasti diserang kan. Iya kan benar, jadi mereka sudah terjepit sudah bubar kocar-kacir," kata dia.
Selain itu, indikator lainnya, kata Julius, semakin banyaknya hoaks atau berita bohong yang disebar oleh KKB hingga meminta dukungan dari berbagai pihak.
"Itu ciri pihak yang sedang panik," ucap dia.
Baca Juga: KKB Papua Macam Baca Manuver TNI, Strategi Penyerangan Mulai Disoroti: Ada Tentara Bayaran
Sebelumnya, satu prajurit TNI yang sempat hilang usai kontak tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Mugi-Mam, Kab. Nduga, Papua ditemukan dalam kondisi gugur. Laksda Julius Widjojono menjelaskan, gugurnya Pratu F bukan karena tertembak oleh KKB.
Namun, TNI menyatakan bahwa prajurit bernama Pratu F itu terpaksa menyelamatkan diri dengan melompat ke jurang dari tebing ketinggian 140 meter karena dalam posisi terdesak dikepung KKB di Nduga, Papua.
"Karena mencoba untuk escape dari serangan. Melompat ke tebing, tidak tertembak. Dia lompat lalu jatuh ke tebing 140 meter," katanya kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Baca Juga: KKB Papua Macam Baca Manuver TNI, Strategi Penyerangan Mulai Disoroti: Ada Tentara Bayaran
Dia menjelaskan, serangan yang dilakukan KST terjadi ketika rombongan Satgas Yonif R 321/GT beranggotakan 36 personel sedang berupaya melakukan operasi evaluasi terhadap Pilot Susi Air. Peristiwa itu terjadi pada 15 April lalu saat Pratu F bersama 35 prajurit TNI lainnya dalam misi penyelamatan pilot pesawat Susi Air, Philip Mark Mehrtens, di kawasan Nduga, Papua.
Namun, ketika berada di perjalanan menuju titik operasi, secara mendadak, 36 personel mendapatkan serangan dari segala penjuru oleh gerombolan KST. Ada 5 prajurit yang tewas dalam insiden tersebut.
"Dikepung dari atas, kiri, kanan samping tebing. Nah, mencoba menyerang yang bawah itu ternyata ada seperti ada surface. Jadi escape-nya dia itu lompat ke jurang itu, tapi tidak ada luka tembak, senjata masih ada," ujarnya.
Dengan demikian, ada lima prahurit TNI yang gugur dalam peristiwa yang terjadi di Nduga, Papua. Kelima prajurit itu adalah Pratu F, Pratu Ibrahim, Pratu M Arifin, Pratu Kurniawan, dan Prada Syukra.
Baca Juga: TNI Minta Masyarakat Tak Perlu Khawatir dengan Operasi Siaga Tempur Melawan KKB
"Almarhum merupakan korban kelima yang gugur oleh serangan gerombolan KST di Mugi-Mam Nduga. Jenazah Almarhum Pratu F ditemukan oleh Tim Gabungan yang sejak peristiwa penembakan itu terus mencari dan menelusuri tempat kejadian penembakan oleh KST," kata Julius.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Yohanna Valerie Immanuella
Tag Terkait: