Bertemu dengan Enam Ketum Parpol, Jokowi Ingin Amankan Pengaruh Usai Masa Jabatan Selesai?
Presiden Joko Widodo mengadakan pertemuan dengan sejumlah ketua umum partai koalisi pendukung pemerintah di Istana Kepresidenan Jakarta pada Selasa (2/5/2023) malam, kemarin.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Plt Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Namun, Jokowi tidak mengundang Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dalam pertemuan tersebut.
Meskipun tidak secara eksplisit membahas tentang Pilpres 2024 dan bakal calon presiden, Rocky Gerung menganggap bahwa pertemuan tersebut merupakan upaya Jokowi dalam mempertahankan pengaruh usai masa jabatannya selesai di tahun 2025. Menurutnya, Jokowi sudah memperhitungkan partai-partai yang dinilai bisa dikendalikan olehnya.
"Perhitungan-perhitungan itu yang kadang kala saya anggap cepat, dan masa jabatannya masih lama (sampai) September. Jadi jarak dari sekarang ke September itu apa isu yang masih bisa Jokowi pengaruhi. Kalau Jokowi masih bisa memengaruhi artinya dia punya rencana untuk menambah kekuasaannya pelan-pelan sampai September,” kata Rocky Gerung, dikutip dari kanal Youtube-nya pada Selasa (2/5/2023).
Sementara itu, ia dengan yakin mengatakan bahwa pertemuan Jokowi mungkin mengutus Airlangga Hartarto untuk bertemu dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pada Sabtu (29/4/2023). Imbasnya, elite Partai Demokrat mengatakan bahwa pertemuan tersebut tidak mengacaukan kesolidan Koalisi Perubahan yang mengusung Anies Baswedan
“Koalisi Perubahan itu solid tapi tidak ada langkah. Jadi ketiadaan langkah itu dibaca secara taktis oleh Pak Jokowi makanya dikirim Airlangga. Mumpung mereka tidak bikin langkah, coba kita goda-godain Demokrat. Ini bisa saja kepentingan Jokowi untuk mengamankan (pengaruhnya),” jelasnya.
Selain itu, ia menduga bahwa Jokowi juga merupakan orang yang mengatur pertemuan Wiranto dengan Prabowo Subianto pada Senin (1/5/2023). Lebih lanjut, hal ini kemudian menimbulkan spekulasi bahwa Jokowi lebih cenderung mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden dibandingkan dengan Ganjar Pranowo.
"Tapi sinyal itu makin jelas bahwa nama Prabowo akhirnya diperhitungkan sebagai potensi untuk didukung Jokowi,” katanya.
Rocky Gerung kemudian menyarankan kepada Jokowi untuk berfokus pada kinerjanya di akhir masa jabatan, bukan berfokus dalam pengamanan kepentingan dan pengaruh usai masa jabatannya selesai.
“Kita cuma mendorong dengan analisis, tapi kita enggak mungkin paksa Jokowi untuk menjadi negarawan, kapasitasnya enggak ada untuk jadi negarawan,” ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Novri Ramadhan Rambe
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: