Wakil Presiden (Wapres) RI, Ma’ruf Amin, mengatakan, minat masyarakat terhadap layanan keuangan digital yang terus bertumbuh sebagai salah satu dampak dari pandemi Covid-19 harus disadari sebagai peluang dan tantangan bagi semua pemangku kepentingan untuk membentuk ekosistem keuangan digital yang efektif, inovatif, inklusif, berkelanjutan, dan aman.
"Ke depan, aksesibilitas dan keterjangkauan layanan keuangan digital perlu diperluas hingga menjangkau masyarakat di seluruh pelosok Tanah Air demi meningkatkan inklusi keuangan yang akan mendorong pemulihan ekonomi nasional yang kokoh, berkelanjutan, dan lebih merata," ujarnya dalam sambutanya pada acara Leader’s Insight Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2023, Rabu (10/5/2023).
Baca Juga: Kunjungi Jalur Rempah Dunia, Wapres Bertolak ke Maluku Utara
Menurutnya, pemerintah memiliki strategi memperkuat ekosistem digitalisasi, khususnya ekonomi digital dan daya saing keuangan Indonesia menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN atau ASEAN Economic Community. Peluang itu juga ada pada tataran kawasan ASEAN sebab integrasi ekonomi ASEAN tidak mungkin terlepas dari kebutuhan untuk mentransformasi ASEAN menjadi kawasan digital demi mendapatkan banyak manfaat dari digitalisasi terhadap pertumbuhan ekonomi kawasan.
"Oleh karenanya, kerja sama ASEAN juga diarahkan untuk memperkokoh ekonomi dan keuangan digital," ungkap Wapres. "Terkait hal ini, ketimpangan digital yang masih terjadi di ASEAN menjadi salah satu isu yang perlu segera diatasi bersama oleh negara anggota ASEAN," imbuhnya.
Di dalam negeri, lanjut Wapres, pengembangan ekonomi dan keuangan digital diupayakan, antara lain, dengan meningkatkan pembangunan infrastruktur digital, membentuk peraturan perundang-undangan yang menunjang pembangunan digital, termasuk Peta Jalan Indonesia Digital 2021-2024, serta menggencarkan edukasi dan literasi digital.
"Pemerintah Indonesia menyadari sektor digital adalah sebuah struktur yang kompleks, berubah dengan cepat, dan kerap memunculkan isu-isu baru," sebut Wapres. Oleh sebab itu, Wapres menegaskan pentingnya keberadaan sumber daya manusia (SDM) dan ahli-ahli digital untuk mengimbangi perkembangan tersebut.
Dengan ratusan juta penduduk Indonesia yang diketahui sebagai pengguna aktif internet, Wapres pun menilai, program-program edukasi oleh kementerian/lembaga (K/L) tentang penggunaan internet untuk kemajuan pribadi, masyarakat, dan negara sangat strategis untuk digiatkan bagi masyarakat Indonesia.
"Saya berharap seluruh K/L terkait dapat ambil bagian dalam tugas ini. Saya juga berharap, kerja sama ASEAN akan memunculkan talenta digital di setiap negara ASEAN," harapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wapres menyinggung langkah Pemerintah Indonesia menyongsong era penggunaan kecerdasan buatan, yang pada awal 2020 sempat diprediksi oleh beberapa ekonom dan lembaga keuangan, seputar hilangnya beragam lapangan kerja akibat tergantikan robot dan mesin. Ia menegaskan, pemerintah terus mengkaji dan mengamati perkembangan domestik dan global untuk menghasilkan kebijakan yang efektif.
"Meskipun dalam 2 tahun belakangan ramalan tersebut tidak terbukti, ini menuntun kita untuk lebih presisi dalam menyusun kebijakan agar perkembangan teknologi digital justru dapat membangkitkan optimisme akan prospek yang cerah bagi para tenaga kerja kita," kata Wapres optimistis.
Menutup paparannya, Wapres mengucapkan selamat atas penyelenggaraan FEKDI 2023 sekaligus peluncuran kartu kredit pemerintah bernama Kartu Kredit Indonesia (KKI) dan QRIS Antarnegara Indonesia-Malaysia. Ia berharap, K/L dan pemerintah daerah dapat memanfaatkan KKI ini dalam bertransaksi.
"Saya mengimbau kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah untuk mengoptimalkan penggunaan KKI sebagai instrumen pembayaran yang efisien sekaligus selaras dengan penguatan pengelolaan keuangan negara," pungkasnya.
Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) Mohammad Rudy Salahuddin melaporkan, perkembangan ekonomi digital Indonesia pada 2022 nilainya mencapai 77 miliar dolar Amerika Serikat atau tumbuh 22% dari tahun sebelumnya. Ia mengungkapkan, angka tersebut menjadikan Indonesia sebagai pemain utama ekonomi digital di regional dan menguasai lebih dari 40% pangsa ASEAN.
Selain itu, Rudy menuturkan, nilai tersebut diprediksi akan meningkat dua kali lipat menjadi 130 miliar dolar Amerika Serikat pada 2025 dan terus akan naik hingga mencapai 360 miliar dolar Amerika Serikat pada 2030. Menurutnya, ini menunjukkan peran penting inovasi dan teknologi dalam membantu menjaga daya saing dan juga ketahanan perekonomian nasional.
"Percepatan pengembangan inovasi dan teknologi akhirnya menuntun kita pada momentum transformasi ekonomi dan keuangan digital yang merupakan elemen kunci dalam upaya pemulihan pascapandemi sekaligus menjadi komponen pendorong dalam membangun bangsa yang lebih tangguh dan berdaya saing," ucap Rudy.
Sebagai informasi, FEKDI digelar oleh Bank Indonesia bersama Kemenko Perekonomian sejak 2021 sebagai wadah kolaborasi dan sinergi antara K/L, asosiasi, dan seluruh pelaku industri di dalam ekosistem ekonomi keuangan digital.
Bertajuk Synergy and Innovation of Digital Economy: Fostering Growth, FEKDI 2023 sebagai bagian dari rangkaian acara Keketuaan ASEAN Indonesia 2023 bertujuan untuk (a) meningkatkan dukungan, partisipasi, dan sinergi dari industri, K/L, dan masyarakat terhadap kebijakan dan inisiatif digitalisasi sistem pembayaran Bank Indonesia ataupun program digitalisasi K/L dan industri; (b) mendorong inovasi di bidang ekonomi dan keuangan digital serta memperkuat ketahanan dan kebangkitan ekonomi nasional; (c) mengomunikasikan inisiatif dan kebijakan digitalisasi ekonomi keuangan guna mendukung percepatan transformasi digital; serta (d) menggaungkan informasi dan partisipasi publik terhadap kegiatan Keketuaan ASEAN Indonesia 2023.
Hadir dalam sesi ini, antara lain, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Kementerian Komunikasi dan Informatika, Hary Budiarto; Asisten Gubernur-Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia, Dicky Kartikoyono; Pelaksana Tugas Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Ferry Irawan; dan para pelaku industri sistem pembayaran.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: