Tank-tank Tempur Amerika Tiba di Jerman, Jadwal Latihan dengan Tentara Ukraina Padat
Tank Abrams AS yang diperlukan untuk melatih pasukan Ukraina telah tiba di Jerman sedikit lebih cepat dari jadwal. Selanjutnya tank-tank ini sedang dalam perjalanan menuju pangkalan Angkatan Darat Grafenwoehr di mana pelatihan bagi pasukan Ukraina akan dimulai dalam dua hingga tiga pekan, kata para pejabat AS, Kamis (11/5/2023).
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan kepada Appropriasi Senat di sub-komite pertahanan, bahwa AS telah memindahkan sejumlah tank ke medan tempur, sehingga Ukraina dapat memulai pelatihan dengan tank-tank tersebut.
Baca Juga: Deru Mesin Tank Tercanggih Rusia Masuki Ukraina, Bakal Head to Head dengan Challenger 2 Inggris
"Pada saat mereka menyelesaikan pelatihan, yang diperkirakan akan berlangsung sekitar 10 minggu, tank-tank Abrams yang saat ini sedang dibangun untuk pasukan Ukraina akan siap," katanya.
Seorang pejabat AS mengatakan, 31 tank M1A1 Abrams yang diperlukan untuk pelatihan tiba di pelabuhan di Bremerhaven, Jerman, akhir pekan lalu, dan akan tiba di pangkalan pada awal minggu ini.
Kedatangan mereka di Grafenwoehr ternyata lebih cepat, dari jadwal yang telah direncanakan para pemimpin militer Eropa saat bertemu di Jerman bulan lalu, membahas kebutuhan Ukraina dalam perang melawan Rusia.
Tank-tank yang diberikan AS kepada Ukraina sedang dibangun sesuai spesifikasi militernya dan akan tiba di Ukraina pada awal musim gugur. Kedatangan tank ini tepat ketika pasukan Ukraina selesai disiapkan untuk pelatihan mereka. Pejabat tersebut berbicara dengan syarat anonim untuk memberikan rincian pengiriman yang tidak dipublikasikan.
Pelatihan tank ini akan menjadi instruksi tempur terbaru dan paling mematikan yang diberikan AS kepada pasukan Ukraina. Pelatihan ini untuk memberikan pasukan Ukraina kesempatan terbaik untuk mengalahkan dan menembus garis pertempuran Rusia.
Selama beberapa bulan terakhir, pasukan AS telah melatih lebih dari 8.800 tentara Ukraina, termasuk cara menggunakan kendaraan tempur Stryker dan Bradley serta M109 Paladin di medan perang. Bradley dan Stryker adalah kendaraan lapis baja dan bersenjata yang digunakan untuk mengangkut pasukan, dan Paladin adalah senjata howitzer yang dapat bergerak sendiri.
Dalam sidang dengar pendapat hari Kamis, Senator Susan Collins, R-Maine, mendesak Austin untuk bergerak cepat agar tank-tank tersebut sampai ke tangan pasukan Ukraina dan ke medan perang.
"Kami melakukan segala cara untuk mempercepat pengiriman tank-tank ini, dan awal musim gugur adalah proyeksinya," kata Austin.
Collins dan yang lainnya mencatat urgensi pertempuran di Ukraina, dan dia mengatakan kepada Austin dan Jenderal Angkatan Darat Mark Milley, ketua Kepala Staf Gabungan, untuk berterus terang tentang kebutuhan Ukraina.
Collins mengatakan para pemimpin pertahanan tidak boleh membiarkan masalah anggaran menghalangi mereka untuk mencari lebih banyak senjata bagi Ukraina.
Jika itu yang dibutuhkan Kiev untuk berhasil dalam serangan balasan, kata Collins, harus mendapat dukungan anggota parlemen dari Partai Republik di panel tersebut.
"Sangat penting bagi pemerintah untuk menyediakan apa yang dibutuhkan Ukraina pada waktunya untuk mempertahankan dan merebut kembali wilayah kedaulatannya," katanya.
"Kami berharap pemerintah tidak menunggu hingga seharian, jika Ukraina meminta lebih banyak lagi bantuan sebelum akhir tahun fiskal," tambahnya.
Senator Lindsay Graham, R-S.C., yang mencatat implikasi yang lebih luas dari perang tersebut, mempertanyakan Milley mengenai kemenangan Rusia berdampak ke China. Dan pertimbangannya mengenai apakah akan menggerakan China mengambil alih pulau Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri, yang selama ini diklaim oleh Beijing.
"Saya pikir China mengamati perang antara Rusia dan Ukraina dengan sangat hati-hati," kata Milley.
"Ini mungkin bukan satu-satunya poin yang menentukan, tetapi saya pikir ini akan diperhitungkan dalam proses pengambilan keputusan mereka apakah mereka akan menyerang untuk merebut pulau Taiwan atau tidak. Jadi saya pikir hasil dari Ukraina sangat penting untuk isu-isu yang lebih luas daripada sekedar Ukraina," paparnya menambahkan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: