Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Disebut Berpeluang Jadi Cawapres Ganjar, Nasaruddin Umar: Tak Boleh Ada Simbol-simbol Partai Politik di Istiqlal

        Disebut Berpeluang Jadi Cawapres Ganjar, Nasaruddin Umar: Tak Boleh Ada Simbol-simbol Partai Politik di Istiqlal Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Belakangan, nama Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mewarnai bursa cawapres Ganjar Pranowo. Lantas, bersediakan sang imam masuk dalam dunia politik?

        Saat ditemui pada konferensi internasional untuk perdamaian global di Jakarta, Minggu (21/5/2023), Nasaruddin menyampaikan bahwa akan mewakafkan diri (menyerahkan sebagian harta dan dirinya) untuk kedamaian bangsa.

        Baca Juga: Nasaruddin Umar Belum Tentu jadi Cawapres Ganjar, Kata Sekjen PDIP

        "Saya akan mewakafkan diri saya untuk bangsa yang saya cintai ini supaya tenang, sejuk, damai. Tanpa ada ketenangan, kesejukan, kita tidak mungkin bisa bersaing dengan bangsa lain secara global," kata Nasaruddin Umar.

        Ia juga berkata akan mendedikasikan diri untuk masjid karena sudah menikmati keadaannya saat ini.

        "Pokoknya saya hanya bekerja di tempat saya, yaitu masjid. Saya sudah menikmati keadaan saat ini karena saya bekerja bagaimana agar menciptakan bangsa ini menjadi tenang, tidak mungkin bangsa bisa berprestasi kalau terus berkonflik," tuturnya.

        Nasaruddin juga menyatakan bahwa selama ini dirinya dan Masjid Istiqlal sudah memiliki keterlibatan fungsional dengan pemerintah. "Jadi secara fungsional saya udah memfungsikan diri bersama teman-teman, membantu pemerintah dalam pembangunan bangsa," ujarnya.

        Ia juga mengatakan bahwa setiap umat, tak peduli agama apa pun, memiliki tanggung jawab bagaimana merekatkan bangsa yang utuh agar bisa menghasilkan prestasi yang besar di masa depan.

        "Coba kita lihat Sudan, Afghanistan, konflik-konflik internal itu jangan dibiarkan, kita harus ada orang yang lakoni itu. Saya berbahagia karena teman-teman umat beragama bisa bekerja sama dengan saya selama ini," terangnya.

        Menurutnya, selama ini Masjid Istiqlal juga telah berdiri sebagai rumah bangsa Indonesia dan menjalin komunikasi dengan siapa pun tanpa memandang suku, agama, ras dan golongan, bahkan pandangan politik.

        "Kita tidak boleh ada simbol-simbol partai politik di Istiqlal, kita tidak akan pernah mengizinkan partai politik manapun masuk di Istiqlal," kata dia.

        "Justru dengan begitu kita bisa melakukan sesuatu dengan lintas agama, bisa menawarkan apa yang kita anggap baik tanpa beban apa pun," tambahnya.

        Ia juga mengatakan bahwa dirinya tidak perlu kami menyampaikan apa saja yang sudah dilakukan selama menjadi Imam Besar Masjid Istiqlal. "Bagi saya, cukup langit memahami, tidak perlu bumi memahami," demikian ucap Nasaruddin Umar.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: