Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Apa Itu Aggregate Demand?

        Apa Itu Aggregate Demand? Kredit Foto: Unsplash/Myriam Jessier
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Aggregate demand atau permintaan agregat adalah ide penting makroekonomi yang hanya mewakili permintaan total untuk semua barang dan jasa dalam suatu perekonomian. Permintaan agregat mewakili jumlah total barang dan jasa yang ingin dan mampu dibeli oleh rumah tangga, bisnis, dan pemerintah pada tingkat harga yang berbeda.

        Ini mencerminkan keseluruhan permintaan dalam perekonomian dan mempengaruhi tingkat kegiatan ekonomi. Ketika permintaan agregat tinggi, itu merangsang produksi dan pertumbuhan ekonomi, sementara penurunan permintaan agregat dapat menyebabkan kontraksi output dan perlambatan ekonomi.

        Baca Juga: Apa Itu Aggregate Supply?

        Permintaan agregat biasanya dinyatakan sebagai jumlah total uang yang ditukar dengan barang dan jasa tersebut pada tingkat harga dan titik waktu tertentu. PDB mewakili jumlah total barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu perekonomian sementara permintaan agregat adalah permintaan atau keinginan akan barang-barang tersebut. Permintaan agregat dan PDB umumnya meningkat atau menurun secara bersamaan.

        Permintaan agregat sama dengan PDB hanya dalam jangka panjang setelah disesuaikan dengan tingkat harga. Permintaan agregat jangka pendek mengukur output total untuk tingkat harga nominal tunggal tanpa disesuaikan dengan inflasi. Variasi lain dalam perhitungan dapat terjadi tergantung pada metodologi yang digunakan dan berbagai komponen.

        Permintaan agregat terdiri dari semua barang konsumsi, barang modal, ekspor, impor, dan program pengeluaran pemerintah. Semua variabel dianggap sama jika diperdagangkan pada nilai pasar yang sama.

        Permintaan agregat ditentukan oleh pengeluaran kolektif keseluruhan untuk produk dan jasa oleh semua sektor ekonomi pada pengadaan barang dan jasa oleh empat komponen:

        Pengeluaran Konsumsi (C)

        Pengeluaran konsumen mewakili permintaan oleh individu dan rumah tangga dalam perekonomian. Meskipun ada beberapa faktor dalam menentukan permintaan konsumen, yang terpenting adalah pendapatan konsumen dan tingkat perpajakan.

        Pengeluaran Investasi (I)

        Pengeluaran investasi merupakan investasi bisnis untuk mendukung output saat ini dan meningkatkan kemampuan produksi. Ini mungkin termasuk pengeluaran untuk aset modal baru seperti peralatan, fasilitas, dan bahan baku.

        Pengeluaran pemerintah (G)

        Pengeluaran pemerintah mewakili permintaan yang dihasilkan oleh program pemerintah, seperti belanja infrastruktur dan barang publik. Ini tidak termasuk layanan seperti Medicare atau jaminan sosial, karena program ini hanya mentransfer permintaan dari satu kelompok ke kelompok lain.

        Ekspor Neto/Bersih (Nx)

        Ekspor neto mewakili permintaan barang luar negeri, serta permintaan luar negeri untuk barang domestik. Ini dihitung dengan mengurangkan nilai total ekspor suatu negara dari nilai total semua impor.

        Persamaan untuk permintaan agregat menjumlahkan jumlah belanja konsumen, belanja investasi, belanja pemerintah, dan nilai bersih ekspor dan impor. Sehingga rumusnya:

        Permintaan Agregat = C + I + G + Nx

        Pemerintah membuat kebijakan tergantung pada seberapa kuat permintaan di negara tersebut. Jika permintaan rendah, maka pemerintah akan berusaha untuk meningkatkannya.

        Saat itulah bank sentral negara menggunakan kebijakan moneter ekspansif. Ini menurunkan suku bunga dan itu mengurangi biaya pinjaman mobil, pendidikan, dan rumah. Demikian pula, bisnis meminjam lebih banyak untuk membeli peralatan dan memperluas operasinya. Hukum permintaan memberi tahu Anda bahwa biaya yang lebih rendah memacu permintaan dan pertumbuhan ekonomi.

        Idealnya, kebijakan moneter harus sejalan dengan kebijakan fiskal pemerintah. Pemimpin pemerintah memacu permintaan dengan mengurangi pajak atau meningkatkan pengeluaran untuk program. Itu disebut kebijakan fiskal ekspansif.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: