Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa Itu Aggregate Supply?

Apa Itu Aggregate Supply? Kredit Foto: Unsplash/Rawpixel
Warta Ekonomi, Jakarta -

Aggregate supply atau penawaran agregat adalah jumlah total barang (termasuk jasa) yang dipasok oleh bisnis di suatu negara pada tingkat harga tertentu.

Semakin tinggi tingkat harga, semakin besar insentif bisnis untuk memproduksi lebih banyak barang mereka untuk pasar. Artinya, pada tingkat harga yang lebih tinggi, jumlah barang yang ditawarkan secara agregat lebih tinggi.

Alternatifnya, jika bisnis secara bersamaan mencoba meningkatkan jumlah barang yang mereka pasok, mereka harus mempekerjakan lebih banyak pekerja atau membeli lebih banyak perangkat lunak atau peralatan. Ini akan menaikkan biaya produksi, yang pada gilirannya akan berarti tingkat harga yang lebih tinggi.

Baca Juga: Apa Itu Aggressive Investment Strategy?

Konsekuensinya, penawaran agregat lebih tepat digambarkan sebagai hubungan antara tingkat harga dan PDB riil yang merupakan nilai semua barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian dibagi dengan tingkat harga. Dalam istilah yang lebih mudah, Anda dapat menganggapnya sebagai hubungan antara harga rata-rata per barang dan jumlah barang dengan nilai rata-rata.

Konsep yang coba dipahami oleh para ekonom ketika mereka menggunakan istilah penawaran agregat dekat dengan gagasan untuk menjumlahkan semua kurva penawaran suatu negara. Gagasan tentang penawaran agregat adalah singkatan yang berguna untuk memikirkan ekonomi secara keseluruhan dengan cara yang ringkas, meskipun ternyata sulit untuk diukur.

Konsep penawaran agregat paling sering digunakan dalam diskusi tentang siklus bisnis. Harga yang tiba-tiba naik menandakan bisnis untuk memperluas produksi dengan cepat, katakanlah, mempekerjakan lebih banyak pekerja atau membeli lebih banyak perangkat lunak atau peralatan segera.

Pasokan domestik akhir terdiri dari barang modal, barang konsumsi, barang perdagangan, dan barang publik. Barang modal adalah aset berwujud produsen dan industrialis menggunakan barang modal untuk mengubah bahan mentah menjadi produk jadi.

Pesawat komersial adalah contoh barang modal maskapai penerbangan menyediakan layanan perjalanan kepada konsumen. Barang konsumen juga disebut sebagai barang jadi, produk akhir dalam siklus manufaktur. Roti, mentega, sabun, TV, lemari es, dll., adalah contoh barang konsumsi.

Komoditas yang diproduksi untuk ekspor membantu suatu negara bersaing secara global. Layanan kesejahteraan publik seperti pendidikan, transportasi umum, dan perawatan kesehatan juga merupakan bagian penting dari pasokan domestik akhir. Layanan ini membutuhkan infrastruktur, yang pada gilirannya menciptakan lapangan kerja dan menghasilkan pendapatan bagi masyarakat.

Naiknya harga biasanya merupakan indikator bahwa bisnis harus memperluas produksi untuk memenuhi tingkat permintaan agregat yang lebih tinggi. Ketika permintaan meningkat di tengah pasokan konstan, konsumen bersaing untuk mendapatkan barang yang tersedia dan, karenanya, membayar harga yang lebih tinggi.

Dinamika ini mendorong perusahaan untuk meningkatkan output untuk menjual lebih banyak barang. Peningkatan pasokan yang dihasilkan menyebabkan harga menjadi normal dan output tetap tinggi.

Pergeseran penawaran agregat dapat dikaitkan dengan banyak variabel, termasuk perubahan ukuran dan kualitas tenaga kerja, inovasi teknologi, kenaikan upah, kenaikan biaya produksi, perubahan pajak produsen, dan subsidi serta perubahan inflasi.

Beberapa faktor ini menyebabkan perubahan positif dalam penawaran agregat sementara yang lain menyebabkan penawaran agregat menurun. Misalnya, peningkatan efisiensi tenaga kerja, mungkin melalui outsourcing atau otomasi, meningkatkan output pasokan dengan menurunkan biaya tenaga kerja per unit pasokan. Sebaliknya, kenaikan upah memberikan tekanan ke bawah pada penawaran agregat dengan meningkatkan biaya produksi.

Dalam jangka pendek, penawaran agregat merespons permintaan (dan harga) yang lebih tinggi dengan meningkatkan penggunaan input saat ini dalam proses produksi. Dalam jangka pendek, tingkat modal tetap, dan perusahaan tidak dapat, misalnya, mendirikan pabrik baru atau memperkenalkan teknologi baru untuk meningkatkan efisiensi produksi.

Sebaliknya, perusahaan meningkatkan pasokan dengan mendapatkan lebih banyak dari faktor produksi yang ada, seperti menugaskan lebih banyak jam kerja atau meningkatkan penggunaan teknologi yang ada.

Namun, dalam jangka panjang, penawaran agregat tidak dipengaruhi oleh tingkat harga dan hanya didorong oleh peningkatan produktivitas dan efisiensi. Peningkatan tersebut meliputi peningkatan tingkat keterampilan dan pendidikan di kalangan pekerja, kemajuan teknologi, dan peningkatan modal.

Sudut pandang ekonomi tertentu seperti teori Keynesian menegaskan bahwa penawaran agregat jangka panjang masih elastis terhadap harga hingga titik tertentu. Setelah titik ini tercapai, penawaran menjadi tidak sensitif terhadap perubahan harga.

Beberapa faktor secara langsung mempengaruhi produksi dan pasokan output yang dapat disediakan oleh perusahaan. Hilang dari daftar adalah modal finansial, karena uang bukanlah faktor produksi langsung. Modal keuangan memungkinkan organisasi untuk membeli faktor lain, termasuk tenaga kerja, barang modal, sumber daya material, dan operasi bisnis.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Advertisement

Bagikan Artikel: