Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Panitia Penjaringan Gelar Sosialisasi Caketum REI di Bali, Ini Program Strategis Caketum REI Joko Suranto

        Panitia Penjaringan Gelar Sosialisasi Caketum REI di Bali, Ini Program Strategis Caketum REI Joko Suranto Kredit Foto: WE
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Industri properti nasional telah memberikan banyak dampak positif dan kontribusi besar terhadap negara. Tetapi hingga saat ini masih saja dihadapkan dengan kebijakan pemerintah yang kontra-produktif.  Penegasan tersebut disampaikan Calon Ketua Umum DPP Realestat Indonesia (REI) Joko Suranto pada acara Sosialisasi Calon Ketua Umum DPP REI periode 2023-2026 di Bali, Rabu (5/7).

        Dia menyebutkan, industri properti sudah berkontribusi sebesar 14,6% terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional, berkontribusi 9,3% terhadap Anggaran Pemasukan dan Belanja Negara (APBN), berkontribusi 31,9% terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD), menyumbang 40% penyediaan infrastruktur dan penerimaan pajak sekitar 30%-70% dari transaksi.

        “Selain itu, industri properti terbukti mampu meningkatkan pertumbuhan industri terkait mencapai lebih dari 175 industri hulu dan juga teruji dalam mendorong pertumbuhan investasi baru,” ujar Joko Suranto di hadapan pengurus DPP REI dan DPD REI se-Indonesia.

        Di sisi lain, industri properti telah memberikan kontribusi terhadap lingkungan antara lain penyerapan tenaga kerja sebesar 10,2% dari total tenaga kerja di Indonesia baik tenaga kerja langsung maupun tidak langsung, dan membantu peningkatan ekonomi lokal.

        Meski sudah berkontribusi besar terhadap negara dan pemerintah, tetapi fakta di lapangan, industri properti nasional masih terus dihadapkan pada kebijakan yang kontraproduktif dari pemerintah. 

        Diantaranya sistem perizinan Online Single Submission (OSS) yang belum siap, hambatan perizinan seperti Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) dan Lahan Sawah Dilindungi (LSD), UKL/UPL yang memberatkan, aturan rumah subsidi yang terus berubah dan cenderung memberatkan, regulasi mengenai fasos/fasum yang tidak ramah dunia usaha, struktur pembiayaan yang tidak ideal, serta belum adanya undang-undang khusus yang mengatur industri properti secara komprehensif.

        “Hal lain, industri properti ini menyangkut banyak sektor terkait dengan banyak regulasi lintas sektor yang tidak sinkron, sehingga butuh ‘orang tua’  kementerian yang secara fokus menangani perumahan dan pengembangan kawasan,” kata Joko Suranto. 

        Chief Executive Officer (CEO) Buana Kassiti tersebut adalah calon tunggal Ketua Umum DPP REI periode 2023-2026. Jika nanti telah dilantik sebagai nakhoda REI, Joko Suranto komit untuk bekerja keras menyelesaikan berbagai persoalan yang masih menghambat industri properti lewat beberapa program strategis.

        Antara lain di internal akan membentuk Badan Kajian Strategis REI yang akan menjadi think tank organisasi untuk meneliti dan merumuskan berbagai subjek persoalan yang dihadapi sebagai bahan untuk disampaikan kepada pemerintah dan stakeholder terkait. REI juga akan membangun database properti yang dapat diakses secara digital oleh masyarakat.

        Sedangkan secara eksternal, Joko Suranto berkomitmen untuk memperjuangkan undang-undang khusus sebagai “payung” bagi industri properti nasional dan memperjuangkan terbentuknya kembali satu kementerian khusus di bidang perumahan dan pengembangan kawasan. Serta akan memantapkan pelaksanaan program strategis 7 Pilar yang meliputi pendidikan & pelatihan, pembiayaan & perbankan, hukum & perizinan, perpajakan, pertanahan, infrastruktur & tata ruang

        “Saya juga akan mendorong sinergi dan kebersamaan sehingga semua sumber daya di REI ini dapat ikut terlibat dan aktif di dalam kepengurusan. Siapa pun yang memiliki komitmen dan kapasitas akan dilibatkan. Mohon doa dan dukungan semuanya,” harap Joko Suranto.

        REI Bersatu

        Sementara itu, Ketua Panitia Penjaringan Calon Ketua Umum DPP Realestat Indonesia (REI) Hervian Tahier saat membuka acara sosialisasi kembali menegaskan bahwa pihaknya sudah bekerja sesuai amanat organisasi dan telah melalui semua tahapan penjaringan hingga tahap sosialisasi terakhir di Bali sebelum pelaksanaan Munas REI 2023 yang direncanakan digelar pada 8 Agustus mendatang.

        “Yang namanya menjaring seharusnya memang menangkap sebanyak-banyaknya, tetapi sampai akhir pendaftaran panitia hanya memperoleh satu calon atau calon tunggal. Walau hanya satu calon, kami yakin inilah keinginan bersama dan mudah-mudahan hasilnya juga yang paling baik,” ujar Hervian.

        Ketua Umum DPP REI, Paulus Totok Lusida pada kesempatan itu menyampaikan terimakasih kepada panitia penjaringan yang sudah bekerja keras dan melaksanakan seluruh tahapan sesuai aturan organisasi. Dia berharap tahapan sosialisasi yang dihadiri seluruh pengurus DPD REI se-Indonesia dapat menjadi momentum untuk menyatukan visi-misi dan mematangkan program strategis REI ke depan.

        “Saya berharap supaya REI semakin bersatu, tidak ada lagi jarak atau kelompok-kelompok. Selama ini kita sudah berusaha keras untuk menyatukan semua kekuatan yang ada di REI, dan saat ini usaha tersebut dapat terwujud. Ke depan, pencapaian ini akan juga diteruskan oleh ketua umum berikutnya. Supaya REI tetap rukun dan kompak,” tegas Totok.

        Pengusaha properti asal Jawa Timur itu juga menyinggung soal adanya pakta integritas yang ditandatangani Calon Ketua Umum DPP REI periode 2023-2026. Menurut Totok, dalam mengurus organisasi sebesar REI memang dituntut kesediaan waktu, tenaga dan pemikiran secara penuh (all out). Oleh karena itu, yang terlibat dalam kepengurusan memang harus mereka yang memiliki komitmen bekerja dan tentunya berkapasitas.

        “Kita memang harus bekerja bersama, menjalin sinergi dan berkolaborasi, karena faktanya memang tidak ada manusia yang sekuat Superman,” pungkas Totok. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Sufri Yuliardi
        Editor: Sufri Yuliardi

        Bagikan Artikel: