Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Setelah Tidur 11 Tahun, Rekening Bitcoin Ini Tiba-Tiba Transfer US$31 Juta ke Rekening Baru

        Setelah Tidur 11 Tahun, Rekening Bitcoin Ini Tiba-Tiba Transfer US$31 Juta ke Rekening Baru Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sebuah rekening Bitcoin (BTC) yang tidak aktif selama 11 tahun dan menyimpan lebih dari 1.037 Bitcoin—senilai US$31 juta (Rp465,53 miliar) saat ini—tiba-tiba aktif kembali dan mentransfer seluruh asetnya.

        Dikutip dari Cointelegraph, Selasa (25/7/2023), menurut BitInfoCharts, sekitar pukul 10:51 pagi UTC pada 22 Juli, 1.037 BTC tersebut ditransfer pada saat harga Bitcoin senilai US$29.956 (Rp449,73 juta).

        Alamat rekening Bitcoin yang sudah lama tidak aktif tersebut memperoleh 1.037 BTC pada 11 April 2012, saat harga Bitcoin hanya US$4,92 (Rp73.859). Hal ini berarti pada saat itu, aset tersebut hanya bernilai sekitar US$5.108 (Rp76,68 juta).

        Baca Juga: Bukan di Rekening Bank, Pedagang Karpet di Inggris Simpan Cadangan Kasnya di Bitcoin

        Berdasarkan data dari agregator blockchain, Blockchair, bahwa alamat rekening "bc1qt180..."—yang tampaknya merupakan rekening baru—adalah penerima dari US$31 juta (Rp465,53 miliar) tersebut.

        Menurut platform harga kripto CoinGecko, saldo dari rekening Bitcoin asli mencapai US$71,6 juta (Rp1,074 triliun) ketika BTC mencapai harga tertinggi sepanjang masa sebesar US$69.044 (Rp1,036 miliar) pada 10 November lalu.

        Pemerintah Amerika Serikat telah menjadi salah satu pelaku transfer BTC terbesar akhir-akhir ini, dengan mentransfer hampir 10.000 BTC senilai US$299 juta (Rp4,486 triliun) dalam serangkaian transaksi pada 12 Juli terkait penyitaan Silk Road. Belum jelas apakah transaksi tersebut dikirimkan ke bursa kripto atau apakah masih berada dalam kendali Departemen Kehakiman.

        Mulai banyak pergerakan misterius rekening Bitcoin

        Pada 11 Juni, "whale" Bitcoin misterius lainnya mentransfer 1.400 BTC—senilai US$36 juta (Rp540,14 miliar) saat itu—ke alamat rekening Pay-to-Taproot. CEO CryptoQuant, Ki Young Ju percaya bahwa motif di balik transaksi ini mungkin untuk meningkatkan privasi.

        Sementara itu, berdasarkan laporan Lookonchain, pada April sebelumnya, rekening Bitcoin lainnya mentransfer 2.071 BTC—senilai US$60 juta (Rp900,24 miliar)—hampir 10 tahun setelah membeli BTC pada harga US$663 (Rp9,94 juta).

        Tiga bulan sebelumnya, sebuah rekening Bitcoin lainnya melakukan transfer sebesar US$250 juta (Rp3,750 triliun) dengan jumlah 26.056 BTC. Pada saat harga Bitcoin mencapai rekor tertingginya, rekening tersebut bernilai lebih dari US$1 miliar (Rp15,002 triliun).

        Berdasarkan grafik dari perusahaan analitik on-chain Glassnode, yang dibagikan oleh peneliti kripto Will Clemente, meskipun ada beberapa transaksi dengan nilai tinggi, lebih dari 55% BTC tidak bergerak selama lebih dari dua tahun.

        BTC saat ini memiliki harga US$30.082 (Rp451,32 juta). Meskipun harga Bitcoin telah meningkat 81,8% pada tahun 2023, harga saat ini masih turun 56,4% dari rekor tertingginya yang dicapai pada November 2021.

        Baca Juga: Bitcoin Dominasi 99% dari Keseluruhan Nilai Investasi Kripto yang Meningkat

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ni Ketut Cahya Deta Saraswati
        Editor: Rosmayanti

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: