Memimpin perusahaan besar dalam industri transportasi bukanlah tugas yang mudah. Namun, Sigit Djokosoetono, yang menjabat sebagai CEO PT Blue Bird Tbk selama dua tahun, berhasil mengukir jejak sukses dengan strategi kepemimpinan yang unik dan berfokus pada inovasi.
Sebagai salah satu perusahaan taksi terbesar di Indonesia, Blue Bird telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Sigit berbicara tentang perannya dalam memimpin perusahaan Blue Bird.
Menurut Sigit, salah satu pilar utama dalam kepemimpinannya di Blue Bird adalah komitmen terhadap pelayanan berkualitas tinggi. Ia menyadari bahwa untuk mempertahankan reputasi perusahaan dan meraih kepercayaan pelanggan, mutu pelayanan harus selalu dijaga dan ditingkatkan.
Baca Juga: Cerita di Balik Sigit Djokosoetono Nyamar Jadi Sopir: Ingin Rasakan Langsung dari Lapangan
“Dari dulu Blue Bird tujuannya untuk inovasi dan memperbaiki pelayanan. Itu yang sering kita lakukan. Kualitas pelayanan adalah inti dari bisnis kami,” jelas Sigit, dikutip dari kanal Youtube Ecommurz pada Jumat (11/8/2023).
Sigit menggarisbawahi pentingnya inovasi dan teknologi dalam menjaga daya saing perusahaan. Dalam era yang terus berkembang, teknologi menjadi kunci untuk terus mengikuti perubahan pasar dan tuntutan konsumen.
Berdiri sejak 1972, Blue Bird sudah melakukan sejumlah inovasi, di antaranya yakni menjadi perusahaan taksi pertama yang memakai argo.
“Blue Bird sudah berdiri tahun 1972, dari pertama berdiri saja konsepnya sudah inovasi. Tapi zaman dulu inovasi fisik dari mobil taksi yang tidak punya argo, sekarang sudah ada argo. Blue Bird merupakan perusahaan taksi pertama yang punya argo. Nah, itu proses inovasi kami,” ujar Sigit.
Lebih lanjut, dari masa ke masa, Blue Bird meningkatkan pelayanan untuk kenyamanan penumpang. Blue Bird telah berinvestasi dalam pengembangan aplikasi pemesanan daring dan sistem manajemen armada yang efisien.
“Langkah untuk memberikan pelayanan mulai dari pakai AC, mengganti mobil yang lebih baik, inovasi produk lain, seperti membuat aplikasi, pemesanan melalui SMS, dan buat pemesanan Call Center melalui aplikasi. Nah, itu masih terus berjalan,” tambahnya lagi.
Sigit mengungkapkan butuh waktu dan usaha untuk memimpin perusahaan yang besar. Maka dari itu, perlu adanya visi dan misi agar perusahaan bisa bertahan dalam jangka panjang. Tak lupa, ia selalu merencanakan dan menjalankan strategi bersama dengan manajemen perusahaan.
“Pertama, perusahaan sendiri harus punya visi, misi, dan tujuan sebagai fondasi perusahaan, kalau saya bilang sebagai kompasnya. Habis itu baru strateginya untuk menjalankan dan eksekusi di lapangan. Butuh waktu dan usaha untuk menjalankan dan itu tidak mudah. Dengan literasi dan strategi yang dipertahankan, lama-lama akan terbentuk,” tuturnya.
Baca Juga: Perang Saudara di Tubuh Blue Bird Indonesia: Saling Menyangkal dan Menuntut Haknya
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nevriza Wahyu Utami
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: