Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Cara Berbisnis Kuliner dengan Modal dari Pinjaman Bank, Perhatikan Hal Ini Agar Tidak Boncos karena Bayar Utang!

        Cara Berbisnis Kuliner dengan Modal dari Pinjaman Bank, Perhatikan Hal Ini Agar Tidak Boncos karena Bayar Utang! Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Memulai bisnis kuliner dengan modal dari pinjaman bank pada dasarnya boleh-boleh saja lho. Tetapi, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan sebelum akhirnya memutuskan untuk meminjam uang.

        Karena meminjam uang sama dengan harus bertanggungjawab melakukan pengembalian. Jangan sampai kamu boncos dan berujung bangkrut nantinya. Mengutip YouTube Foodizz Channel, berikut ulasannya!

        1. Sudah membuat business feasibility

        Sebelum meminjam ke bank atau lembaga keuangan lainnya, pastikan kamu sudah membuat business feasibility-nya terlebih dahulu agar kamu tahu berapa modal pasti yang kamu butuhkan. Mulai dari target sales, profit, hingga CapEx yaitu biaya-biaya yang akan dibutuhkan untuk membuka toko.

        Baca Juga: Cara Memutuskan Jadi Raja Lokal di Bisnis Kuliner atau Buka Cabang di Berbagai Daerah

        Dengan demikian, kamu tahu berapa jumlah pasti untuk meminjam uang ini. Jika tidak, meminjam uang terlalu besar tidak baik juga, karena tanggung jawab untuk pengembaliannya juga akan semakin besar. Jadi, pastikan setiap rupiah yang dipinjam untuk hal yang produktif.

        2. Sudah membuat proyeksi keuangan

        Selain itu, kita juga seharusnya sudah membuat proyeksi keuangan bisnis kita sehingga kita tau berapa maksimal dan minimal profit yang akan kita dapatkan. Proyeksi profit akan memudahkan kita melihat berapa nominal yang kita sanggupi untuk membayar cicilan.

        3. Jumlah utang lebih kecil dari pendapatan bersih

        Pastikan jumlah utang lebih kecil dari pendapatan bersih bisnis kita. Jangan malah boncos karena berakibat kita dikejar-kejar debt collector. Jadi, kamu harus berhati-hati dengan rasio ini.

        4. Sudah menentukan sumber skema pengembalian

        Selain dari pendapatan bersih bisnis, kamu juga boleh menggabungkan sumber dana lain untuk menjadi pengembalian utang. Misalnya, kamu masih bekerja di perusahaan atau punya bisnis sukses sebelumnya.

        5. Sudah memiliki pengendalian risiko

        Terakhir, pastikan kita sudah memiliki pengendalian risiko. Misalnya, jika utang belum lunas, hasil dari bisnis tidak boleh untuk hal lain, malahan harus ditabung. Kamu bisa memasukkan profit bisnis ke investasi low risk, seperti emas dan reksa dana agar uang tetap bertumbuh. Bisa juga ke aset lain untuk menutupi utang di kemudian hari.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: