Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Warren Buffett Cairkan Saham Rp121 Triliun, Miliarder Ini Optimis Pasar Tidak Akan Goyah

        Warren Buffett Cairkan Saham Rp121 Triliun, Miliarder Ini Optimis Pasar Tidak Akan Goyah Kredit Foto: Business Insider
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketika laba kuartal kedua tahun 2023 mengungkap bahwa Berkshire Hathaway milik Warren Buffett menjual saham senilai USD8 miliar (Rp121 triliun), pakar keuangan dan investor dengan cepat menyatakan langkah tersebut sebagai bantalan pengaman terhadap resesi yang akan datang dan potensi titik kritis kehancuran pasar.

        Namun, tidak semua pakar melihat manuver Buffett sebagai tanda gejolak pasar di masa depan. Miliarder investor Kevin O’Leary justru meramalkan adanya masalah pada perekonomian AS, ia memperkirakan hal tersebut akan terjadi karena kenaikan suku bunga dibandingkan penjualan saham oleh “The Oracle of Omaha.”

        Baca Juga: Dibeli Warren Buffett, Harga Saham Perusahaan Ini Langsung Meroket ke Angka Rp92 Juta!

        “Warren Buffett menjual saham senilai USD8 miliar adalah kesalahan pembulatan dalam portofolionya,” ujar O’Leary di X, platform yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter. “Dia hanya mencoba untuk tetap melakukan diversifikasi, itulah sebabnya pasar tidak terlalu mempedulikannya.”

        “Taruhan saya adalah bahwa penjualan sebenarnya adalah salah satu manajer barunya yang baru saja memangkas portofolionya,” tutur O'Leary lagi di FOX Business.

        Namun, karena Federal Reserve tidak mengesampingkan kenaikan suku bunga lebih lanjut tahun ini, O’Leary memperkirakan kekacauan akan terjadi pada perekonomian AS.

        “Apa yang saya antisipasi akan terjadi di sini, sementara kita masih memiliki lapangan kerja penuh yang merupakan hal yang luar biasa, dan Anda tidak memasukkan modal apa pun ke sektor usaha kecil, yang merupakan 60% lapangan kerja di Amerika, Anda akan memulainya. kita akan melihat kekacauan nyata pada bulan September, Oktober, November,” kata O'Leary kepada Larry Kudlow dari Fox.

        “Satu triliun untuk perusahaan besar, tidak ada apa pun untuk perusahaan kecil,” tambahnya. “Dan negara-negara kecil, merekalah yang mengatur Amerika, jadi hal ini harus diseimbangkan kembali.”

        Selain Berkshire yang menjual saham bersih senilai USD8 miliar pada kuartal terakhir, konglomerat tersebut hanya membeli kembali USD1,4 miliar (Rp21,3 triliun), turun lebih dari USD4 miliar (Rp60 triliun) pada kuartal pertama. Berkshire meningkatkan tumpukan uang tunai sebesar 13% hingga mendekati rekor USD147 miliar (Rp2.238 triliun), angka tertinggi kedua yang pernah dilaporkan, menurut Insider.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: