Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Inovasi Simas Insurtech: Bangun Model Bisnis Berbasis Teknologi dalam Industri Asuransi Indonesia

        Inovasi Simas Insurtech: Bangun Model Bisnis Berbasis Teknologi dalam Industri Asuransi Indonesia Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Asuransi Simas Insurtech sudah ada sejak 2014. Saat itu, mereka menjadi pencetus bagi bisnis model yang berbasis teknologi, khususnya untuk asuransi.

        Dalam perjalanan panjangnya, Simas Insurtech berhasil menciptakan model bisnis berbasis teknologi di dunia asuransi yang sebelumnya belum banyak dikembangkan di Indonesia.

        Saat pertama kali memimpin perusahaan, CEO PT Asuransi Simas Insurtech, Teguh Arya mengatakan bahwa ia memiliki pengetahuan yang sangat minim tentang asuransi berbasis teknologi. 

        Baca Juga: Platform Insurtech Lifepal dan Igloo Dikabarkan Tengah Diskusi untuk Merger

        Namun, ia tidak menyerah dan belajar dari asuransi di China dan Jepang untuk kemudian mengaplikasikannya di Indonesia. Hasilnya, Simas Insurtech menciptakan produk asuransi yang sesuai dengan konsep insurtech, yaitu asuransi untuk produk smartphone.

        “Kita mencoba melihat model bisnis asuransi China dan Jepang sebelum membangun bisnis di Indonesia. Setelah itu, kita mulai ciptakan produk asuransi yang cocok dengan konsep insurtech, yaitu asuransi untuk produk smartphone,” ungkap Teguh, dikutip dari kanal Youtube Dr Indrawan Nugroho pada Rabu (6/9/2023).

        Menurut Teguh, penjualan smartphone di Indonesia memiliki potensi risiko yang besar dan asuransi dapat menjadi solusi untuk melindungi investasi mahal ini, seperti menjamin kerusakan dan kehilangan.

        Namun, dalam hal penjualan, Simas Insurtech menghadapi tantangan besar. Banyak pasar smartphone menolak asuransi pada saat itu karena mereka khawatir bahwa hal itu akan memengaruhi harga jual smartphone mereka.

        “Kenapa mereka menolak? Ternyata mereka ada di lingkungan yang memang kompetitif sekali dan margin-nya tipis karena ngejar volume. Fokus mereka memang untuk itu saja. Mereka hanya mikir barangnya cepat terjual dan orang pokoknya butuh handphone yang mereka jual,” jelasnya

        Namun, Simas Insurtech tidak menyerah dan terus mencari cara untuk menciptakan produk yang baru dan sesuai dengan pasar. Mereka menemukan konsep bisnis yang disebut dengan marketplace.

        “Akhirnya, kita ketemu konsep yang disebut marketplace, waktu itu sudah mulai ada marketplace dan ada beberapa yang sekarang sudah besar namanya. Nah kita deketin dan cocok nih, ternyata marketplace posisinya lebih netral,” tutur Teguh.

        Setelah menemukan marketplace yang sesuai, Simas Insurtech memutuskan untuk memasuki bisnis asuransi pengiriman. Mereka berkolaborasi dengan layanan kurir untuk menyediakan layanan asuransi yang lebih baik kepada konsumen. Saat itu, asuransi untuk pengiriman hanya menawarkan penggantian biaya ongkir hingga 10 kali, tetapi Simas Insurtech melihat potensi untuk meningkatkan layanan ini.

        “Kerja sama dengan kurir-kurir service besar juga (menguntungkan). Kurir service saat itu mungkin asuransinya hanya penggantian 10 kali ongkir, tidak lebih dari itu,” tegasnya.

        Tak hanya sampai di situ, Simas Insurtech merambah ke bisnis travel. Mereka menghadirkan produk asuransi tiket online untuk hotel dan pesawat.

        “Saat itu asuransi untuk travel sudah ada, tapi konvensional dan benefitnya banyak. Tapi kita terus mencari peluang yang masih diincar masyarakat dan belum ada yang menciptakannya, maka terciptalah suatu produk flight delay insurance,” ujarnya lagi.

        Baca Juga: Garap Pasar Indonesia, Insurtech ini Siap Mentransformasi Asuransi Mobil dengan Penawaran Inovatif

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Nevriza Wahyu Utami
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: