Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Indonesia Alami Peningakatan Emisi Batu Bara Terbesar Dibandingkan Negara G20

        Indonesia Alami Peningakatan Emisi Batu Bara Terbesar Dibandingkan Negara G20 Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Indonesia tercatat menjadi negara yang mengalami peningkatan emisi tenaga batu bara per kapita terbesar dibandingkan seluruh negara G20 dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir. 

        Hal ini terungkap dari laporan analisis terbaru yang dikeluarkan EMBER, lembaga think-tank asal Jerman, dalam laporannya berjudul G20 Per Capita Coal Power Emissions 2023.

        Pada laporan tersebut, data emisi per kapita tenaga batu bara selama tujuh tahun terakhir terpantau meningkat di enam negara G20, yaitu Indonesia, Türkiye, China, India, Rusia, dan Jepang.

        Baca Juga: Kabar Terbaru! OJK Sebut 99 PLTU Batu Bara Siap Ikut Perdagangan Karbon di Bursa Karbon 

        Dalam hal ini, Indonesia menjadi negara dengan persentase kenaikan tertinggi di antara negara-negara lainnya, dengan kenaikan emisi karbon per kapita sebesar 56% dari tahun 2015 hingga 2022 (+0,2 tCO2), disusul oleh Türkiye yang mengalami peningkatan emisi per kapita sebesar 41% (+0,3 tCO2).

        Kondisi ini membuat negara-negara G20 yang merepresentasikan total perekonomian terbesar di dunia berada pada titik kritis terutama dalam menunjukkan kepemimpinannya mendorong aksi global untuk mengakhiri bahan bakar fosil dan mengantarkan dunia ke era energi bersih. 

        Terlebih Indonesia, yang sebelumnya telah memegang kepemimpinan Presidensi G20 dan mengeluarkan sejumlah komitmen bersama mitigasi krisis iklim.

        “Negara-negara G20 menyumbang 80 persen emisi sektor ketenagalistrikan dunia, dengan CO2 per kapita dari pembangkit listrik tenaga batu bara sebesar 1,6 ton pada tahun lalu, naik dari 1,5 ton pada 2015 dan secara signifikan lebih tinggi dari rata-rata global sebesar 1,1 ton,” kutip laporan tersebut, Rabu (6/9/2023).

        Hal tersebut berbanding terbalik dengan Indonesia dan lima negara yang mengalami peningkatan emisi, sebagian besar negara dalam G20 lainnya terpantau mengalami penurunan emisi per kapita, di antaranya Inggris (UK), yang pada periode ini telah menurunkan emisi per kapita pembangkit listrik tenaga batu bara paling signifikan, yaitu sebesar -93%.

        Kemudian, Prancis -63%, Italia -50%, dan Brasil -42%. Penurunan negara-negara ini utamanya disebabkan oleh digantikannya sumber daya fosil dan PLTU mereka ke sumber energi yang lebih ramah lingkungan.

        Menurut laporan tersebut, meski emisi karbon per kapita tercatat menurun di sebagian besar negara G20 sejak tujuh tahun terakhir, hal ini belum cukup untuk mengurangi total emisi per kapita tenaga batu bara G20 secara keseluruhan.

        “China dan India sering disalahkan sebagai penghasil polusi terbesar di dunia yang berasal dari pembangkit listrik tenaga batu bara. Namun, jika kita memperhitungkan populasinya, Korea Selatan dan Australia merupakan penghasil polusi terburuk pada tahun 2022,” ujar Dave Jones, salah satu penulis laporan EMBER.

        Adapun kontribusi emisi yang masih besar dari pembangkit listrik tenaga batu bara mengharuskan negara-negara G20 termasuk Indonesia untuk bisa lebih ambisius mengambil langkah terpadu yang diperlukan untuk meningkatkan penggunaan listrik dari energi terbarukan dan secara efektif mengurangi penggunaan batu bara.

        Penggunaan energi terbarukan dalam skala yang lebih luas memainkan peran penting dalam mempercepat transisi energi yang penting untuk mengurangi emisi tenaga batu bara per kapita secara signifikan.

        “India, sebagai tuan rumah KTT G20 (tahun ini), mempunyai peluang untuk mengambil alih kepemimpinan iklim di G20 dan meminta pertanggungjawaban negara-negara tersebut. Rencana India untuk meningkatkan energi terbarukan tampaknya sejalan dengan seruan Presiden COP28 untuk meningkatkan energi terbarukan sebanyak tiga kali lipat pada tahun 2030. Dukungan awal India terhadap seruan ini tidak hanya dapat memengaruhi tindakan G20, namun juga memastikan bahwa negara-negara maju menurunkan emisi per kapita mereka,” kata Aditya Lolla, penulis laporan EMBER.

        Baca Juga: Laporan IMF: Subsidi BBM 'Picu Polusi Udara', Bagaimana dengan Indonesia?

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Djati Waluyo
        Editor: Rosmayanti

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: