Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tak Khawatir Suara Pemilih NU Digembosi, PKB: Kalau Hanya Pendukung, Publik Bisa Membedakan

        Tak Khawatir Suara Pemilih NU Digembosi, PKB: Kalau Hanya Pendukung, Publik Bisa Membedakan Kredit Foto: Andi Hidayat
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Cucun Ahmad Syamsurijal, mengaku tak khawatir suara pemilih Nahdlatul Ulama (NU) beralih mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024 nanti.

        Hal itu dia ungkap menyusul kunjungan Putri Presiden ke-4 Abdurahman Wahid alias Gus Dur, Yenny Wahid, ke kediaman Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara, Jakarta, Rabu (6/9/2023) sore lalu.

        Cucun mengaku tak khawatir pertemuan tersebut dilakukan untuk menggembosi Cak Imin untuk memperoleh suara pemilih. Menurutnya, hal tersebut menjadi salah satu strategi yang lumrah dalam kontestasi politik nanti.

        Baca Juga: Diperiksa KPK Soal Korupsi di Kemenaker Tahun 2012 Lalu, Begini Kata Cak Imin

        "Siapa pun boleh melakukan strategi, mau menggembosi," kata Cucun di Kantor DPP PKB, Jakarta, Kamis (7/9/2023).

        Cucun menilai, rakyat NU akan memilih sesuai dengan kesungguhan dan rekam jejak figur yang berkontestasi nanti. Menurutnya, figur yang lahir dan besar dalam lingkungan NU akan dianggap sebagai representasi kalangan tersebut.

        "Bahwa siapa yang akan menjadi representasi, kami misalkan dari keluarga besar yang dilahirkan dari sejak kecil, ya kaifiyah, bagaimana tata cara kita itu ada di lingkungan kaum nahdiyin, bisa menentukan rakyat juga siapa yang akan bisa dipercaya," kata Cucun.

        Dia pun menegaskan, suara pemilih NU juga bergantung pada figur yang maju dalam pencalonan capres-cawapres, dalam hal ini Cak Imin yang maju sebagai kontestan di Pilpres 2024 nanti. Menurutnya, posisi figur seorang pendukung tidak akan berpengaruh banyak peta pemilih dari kalangan NU.

        "Kalau hanya menjadi follower, hanya menjadi pendukung, tidak mengambil kebijakan, nanti publik akan bisa membedakan. Mana yang masuk ke kontestan mana yang hanya akan menjadi pendukung saja," jelasnya.

        Sebagaimana diketahui, Yenny Wahid menilai sosok Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, memiliki kriteria yang dibutuhkan oleh pemimpin masa depan Indonesia.

        Pasalnya, Yenny menilai sosok Prabowo Subianto memahami dinamika geopolitik yang saat ini berkembang. Mengingat dibeberapa wilayah Indonesia, kata dia, tengah mengalami berbagai ketegangan.

        "Salah satu tantangan yang di hadapi oleh bangsa kita ke depan dalam kerangka dinamika geopolitik yang berkembang saat ini bahwa ada ketegangan-ketegangan di wilayah kita," kata Yenny seusai melakukan pertemuan dengan Prabowo Subianto, Jakarta, Rabu (6/9/2023).

        Yenny mengaku wajib melakukan komunikasi intens dengan Prabowo Subianto sebagai representasi kelompok Gusdurian. Menurutnya, komunikasi itu perlu untuk mendengarkan kebijakan-kebijakan Prabowo Subianto tentang bentuk negara ke depan.

        "Saya rasa orang seperti Pak Prabowo ini punya kemampuan seperti itu. Maka wajib bagi saya sebagai representasi dari kelompok Gus Dur untuk berkomunikasi intens dengan Pak Prabowo, dengan Mas Bowo untuk mendengarkan kebijakan-kebijakan beliau, memberikan aspirasi kita tentang bentuk negara ke depan," jelasnya.

        Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburrokhman menyebut bahwa pertemuan Prabowo Subianto dengan Yenny Wahid tidak terkait dengan deklarasi Anies Baswedan dengan Cak Imin di Pilpres 2024.

        "Semalam ketemu dengan Mba Yenny itu bukan baru atau tindakkan reaktif Cak Imin ke Anies," kata Habiburrokhman di Jakarta Pusat, Kamis (7/9/2023).

        Meski Yenny Wahid dan Cak Imin berasal dari kalangan NU, Habiburrokhman menyebut pertemuan Prabowo Subianto dan Yenny Wahid tidak berhubungan dengan hengkangnya PKB dari Koalisi Indonesia Maju.

        "Mba Yenny yang menyebut pemimpin-pemimpin sebelumnya yang punya legacy yang dikenang. Bung Karno, Pak Harto, Pak Habibie, begitu juga Gus Dur dengan toleransi yang dikenang hingga sekarang, Bu Mega, Pak SBY, Pak Jokowi. Lalu Mba Yenny bilang pemimpin selanjutnya yang punya visi geopolitik," tandasnya.

        Baca Juga: Elektabilitas Kuat, Relawan dan Pendukung Ganjar Pranowo Diminta Tidak Sombong

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Andi Hidayat
        Editor: Amry Nur Hidayat

        Bagikan Artikel: