Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Agritech Kora Raih Pendanaan Pre-Seed Rp6,1 Miliar dari Antler dan Founder e-Fishery

        Agritech Kora Raih Pendanaan Pre-Seed Rp6,1 Miliar dari Antler dan Founder e-Fishery Kredit Foto: Antara/Seno
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kora, startup agritech yang berinovasi dalam industri pascapanen jagung, mengumumkan pendanaan pre-seed senilai US$400 ribu (Rp6,1 miliar). Pendanaan ini berasal dari perusahaan modal ventura global, Antler dan Gibran Huzaifah (pendiri e-Fishery) sebagai angel investor.

        Dengan suntikan dana ini, Kora berencana untuk memperluas cakupan operasional dan menyediakan bantuan teknologi yang lebih besar kepada para petani di Lampung—wilayah yang sangat penting bagi perusahaan dan pendirinya.

        Dian Prayogi Susanto, Co-founder dan CEO Kora mengatakan, “Provinsi Lampung mempunyai lebih dari sekadar peran strategis; generasi keluarga saya mempunyai sejarah pertanian yang panjang di wilayah ini. Kakek-nenek saya telah berkecimpung di pertanian sejak lama, dan kami menyadari bahwa sektor agrikultur Indonesia masih banyak bergantung pada teknik kuno, padahal sudah banyak kemajuan dalam teknologi pertanian.” 

        Baca Juga: Forum ASEAN Fokuskan Diskusi pada Peluang Bisnis Inklusif di Sektor Agritech

        Dengan latar belakang pendidikan teknik serta pengalaman bisnis sebelumnya, termasuk dalam mendirikan agritech Habibi Garden, Dian membawa visi baru untuk memodernisasi pertanian Indonesia.

        Pada tahun 2022, Dian mendirikan Kora, startup yang berfokus pada peningkatan kualitas dan produktivitas tanaman jagung pascapanen. Tanaman jagung dipilih karena komoditas ini mempunyai permintaan yang kuat dan berdampak besar pada rantai pasokan dan biaya pakan ternak di Indonesia.

        Dari segi model bisnis, Kora berupaya untuk memperpendek rantai pasok jagung, dengan cara merangkul semua pihak, mulai dari perantara (middlemen) hingga petani, dan menghubungkan mereka langsung ke industri (B2B). Pendekatan holistik ini tidak hanya meningkatkan produktivitas panen, tapi juga memperkuat koneksi pelaku industri secara keseluruhan.

        “Selama ini, lebih dari 90% petani skala mikro belum memiliki akses ke fasilitas pengolahan jagung pasca-panen. Mereka juga belum terhubung langsung ke pembeli korporasi, sehingga petani harus melalui beberapa lapisan perantara. Di sinilah Kora hadir, sebagai jembatan untuk memperpendek rantai pasokan jagung,” kata Dian.

        “Dengan memanfaatkan teknologi, Kora membantu petani mendapatkan hasil panen jagung yang lebih konsisten, lebih tahan lama, serta bergizi, dan bisa menjualnya langsung dengan harga yang kompetitif,” tambahnya.

        Dalam 10 bulan terakhir, Kora berhasil menjual hampir 11 juta kilogram jagung dan meraih pendapatan sebesar US$2 juta (Rp30 miliar). Di tahun 2023, pendapatan kuartal pertama startup ini telah naik 5x lipat dibandingkan tahun lalu. Sebagai perusahaan rintisan, mereka telah mencatatkan profit.

        Tidak hanya itu, berawal dari kemitraan dengan 30 petani, kini Kora menggandakan jumlah tersebut menjadi sekitar 130 petani. Hasilnya pun nyata, di mana petani yang masuk ke dalam ekosistem Kora mencatatkan peningkatan pendapatan rata-rata sebesar 25-38%.

        “Investasi terhadap Kora merupakan wujud pendekatan kami yang bernama ‘Day Zero’, di mana kami ingin mendampingi perjalanan para founder inovatif sedari awal," ungkap Agung Bezharie Hadinegoro, Partner Antler.

        “Pendekatan Kora berfokus pada pemanfaatan teknologi yang mudah diakses dan memberikan solusi di sektor yang selama ini sulit dipenetrasi. Sistem yang mereka tawarkan tidak hanya meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia, tapi juga berkontribusi untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan yang disebabkan teknik bertani tradisional. Antler sangat mendukung visi ini dan bertekad untuk bekerja sama dengan Kora dalam mendorong praktik pertanian berkelanjutan di Indonesia,” imbuhnya.

        Dukungan yang kuat juga datang dari angel investor Gibran Huzaifah, yang merupakan founder dan CEO startup aquatech, eFishery.

        “Saya pribadi selalu memiliki passion terhadap sektor pangan dan ingin berkontribusi lebih luas dalam upaya mengatasi masalah kelaparan di Indonesia. Ketika melihat model bisnis dan visi Kora, saya yakin bahwa Kora dapat memberikan dampak signifikan bagi petani-petani kecil. Dengan pendanaan ini, harapannya Kora dapat membangun model operasional dan teknologi yang relevan untuk menjadikan sektor pertanian jagung Indonesia semakin modern dan efisien,” ujarnya.

        Industri jagung di Indonesia merupakan salah satu sektor strategis, di mana kini terdapat 5,5 juta hektare lahan dengan nilai industri sebesar US$150 miliar atau setara dengan Rp230 triliun. Pada tahun 2022, produksi jagung di Indonesia akan mencapai 44 juta ton (25,3 juta jagung pipilan basah, dan 18,7 juta jagung simpan gudang), dengan kebutuhan jagung sebanyak 16,98 juta ton. Dari angka tersebut, Lampung sendiri menyumbang 9% dari total produksi nasional.

        Ke depannya, Kora memiliki rencana ambisius untuk kurun waktu tiga hingga lima tahun yang akan datang. Pertama, mereka akan berfokus membina petani dan menciptakan ekosistem pertanian yang lebih efisien. Ekosistem ini akan memberdayakan semua petani dan pemain dari di seluruh Indonesia.

        Selain itu, mereka berencana menggandakan target produksi jagung dari 100 ton per hari menjadi 3x lipat pada akhir tahun 2023 dan 5x lipat pada tahun 2024. Kora juga akan merangkul mitra petani 4x lipat lebih banyak untuk mencapai target tersebut. Tidak menutup kemungkinan, startup ini akan merambah sektor pascapanen untuk komoditas pertanian lain selain jagung.

        Baca Juga: Startup Legal Hukumku Raih Pendanaan, Dipimpin East Ventures

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: