Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Oona Luncurkan Produk Asuransi Keterlambatan Penerbangan dengan AI di Indonesia

        Oona Luncurkan Produk Asuransi Keterlambatan Penerbangan dengan AI di Indonesia Kredit Foto: File/Southern Cross Travel Insurance
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Platform asuransi umum digital di Asia Tenggara yang didukung oleh Warburg Pincus, Oona baru-baru ini mengumumkan peluncuran produk segmen direct-to-consumer (D2C) berupa asuransi perjalanan di Indonesia, khususnya keterlambatan penerbangan, yakni Oona Flight Delay Insurance.

        Asuransi ini menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk memungkinkan pengguna membeli dan berkonsultasi di website chatbot. Tidak hanya itu, asuransi ini dapat dibeli melalui WhatsApp, chatbot, dan Facebook Messenger.

        CEO and Founder Oona, Abhishek Bhatia mengatakan bahwa pihaknya antusias dalam pasar asuransi dengan pendekatan berbasis digital. Ia melihat ada peluang besar untuk melayani pelanggan Indonesia, khususnya untuk asuransi perjalanan. 

        Baca Juga: Revolusi Kecerdasan Buatan (AI) dalam Industri Kesehatan: Potensi dan Tantangan

        “Kami melihat peluang besar untuk melayani Indonesia seiring dengan kembali normalnya permintaan perjalanan internasional,” ujar Bhatia di acara Peluncuran Oona Flight Delay Insurance secara virtual pada Rabu (20/9/2023).

        Direktur Oona Indonesia, Fenni Sutanto menambahkan, hadirnya Oona Flight Delay Insurance ini disebabkan kembalinya masyarakat Indonesia untuk melakukan perjalanan internasional serta mengurus paspor dan visa. Akibat permintaan perjalanan yang meningkat, maka potensi penerbangan mengalami keterlambatan juga semakin besar. 

        “Dari perusahaan intelijen penerbangan FlightAware menyebutkan bahwa bandara di Jakarta punya statistik keterlambatan atau delay tertinggi di Asia dan nomor 11 di dunia. Jadi itu ada 33,1% ada penerbangan delay di Jakarta. Tingginya statistik delay ini, FlightAware mengambil data pada saat musim-musim puncak seperti libur anak sekolah dan liburan,” ungkap Fenni saat memaparkan presentasinya secara daring.

        Fenni menambahkan adanya produk Oona Flight Delay Insurance dapat menjadi pintu masuk di segmen D2C dan bertujuan untuk mengubah ketidaknyamanan pelanggan akibat keterlambatan penerbangan menjadi delight atau menyenangkan.

        “Jadi kami ingin mengubah pengalaman perjalanan masyarakat Indonesia. Kami ingin membuat mereka menjadi delight,” imbuh Fenni.

        Fenni menjelaskan, secara umum, Oona Flight Delay Insurance mencakup perlindungan keterlambatan penerbangan yang merupakan di luar kendali pelanggan. Paling sedikit keterlambatan 60 menit (1 jam), maka Oona memberi kode voucer lounge instan dan bebas klaim ke email dan SMS pelanggan, dengan berbagai pilihan lounge di bandara internasional. 

        Dengan premi Rp35 ribu yang bisa melindungi hingga empat kali penerbangan, produk Oona Flight Delay Insurance dapat diakses melalui website chatbot, WhatsApp, dan Facebook Messenger, dan ini menjadi yang pertama di Indonesia. Pelanggan dapat membeli asuransi tersebut hingga 2 jam sebelum keberangkatan penerbangan.

        Sementara itu dari sisi AI, Oona menyediakan asisten asuransi yang memanfaatkan AI generatif yang bersifat kontekstual (contextual), dapat merespons topik-topik di luar asuransi—bahkan humor sekali pun (out of topic), dan mampu mengingat data atau pesan dari pengirim yang sama (continuation).

        Diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Oona sempat mengalami rebranding nama, yang mulanya bernama Asuransi Bina Dana Arta (ABDA). Namun, entitasnya masih sama, yakni PT Asuransi Bima Dana Arta Tbk.

        Baca Juga: Transformasi Panorama Group: Lahir di Garasi hingga Jadi Agen Travel Terbesar di Indonesia

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Nadia Khadijah Putri
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: