Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Resmikan Pabrik Baja, Wapres Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Indonesia Dipenuhi Impor

        Resmikan Pabrik Baja, Wapres Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Indonesia Dipenuhi Impor Kredit Foto: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wakil Presiden (Wapres) RI Ma'ruf Amin mengatakan, di Indonesia, industri baja adalah pendukung utama pembangunan infrastruktur yang saat ini sedang berkembang. 

        Seperi halnya, pembangunan infrastruktur tersebut diantaranya pembangunan jalan tol, bandara, pelabuhan, jalur kereta api, pembangkit listrik, kilang minyak, termasuk proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara. Oleh karena itu, kapasitas produksi baja dalam negeri harus terus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. 

        Baca Juga: Tekankan Pentingnya Jaga Benteng Peradaban Islam, Wapres Ma'ruf Amin: Kita Dijajah Ratusan Tahun...

        "Jangan sampai kebutuhan yang besar ini dipenuhi dari impor," ujar Wapres saat meresmikan Pabrik PT. Lautan Baja Indonesia, di Kawasan Industri Balajara Mas Nomor 8, Jl. Raya Serang Km. 24, Desa Telagasari, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang, Banten, pada Jumat (29/9/2023) dalam keterangannya.

        Menurutnya, dalam lima tahun terakhir seiring dengan masifnya pembangunan, kebutuhan baja nasional terus meningkat hingga lebih dari 40 persen.

        Wapres pun menekankan beberapa hal terkait upaya peningkatan kemandirian industri baja nasional. 

        Pertama, terapkan secara tegas dan konsisten Tingkat Kandungan Dalam Negeri dan wajib Standar Nasional Indonesia untuk produk baja, dalam rangka mendukung pembangunan nasional dan mewujudkan kemandirian industri dalam negeri.

        Baca Juga: Bicara Soal Ulama, Begini Wejangan Wapres Ma'ruf Amin di Acara Maulid Nabi dan Haul Abuya Amin ke-30

        "Ketegasan ini semakin diperlukan mengingat Pemerintah sangat intensif mengakselerasi berbagai proyek infrastruktur, termasuk pembangunan IKN, dan program kendaraan listrik," ujarnya.

        Kedua, Wapres menyoroti tingkat emisi gas rumah kaca yang dihasilkan industri baja. Pada tahun 2022, industri baja menyumbang sekitar 7 persen dari emisi gas rumah kaca global. Wapres pun meminta agar para pelaku industri baja turut mengaplikasikan konsep industri hijau sebagai upaya melestarikan lingkungan dan sumber daya berkelanjutan.

        "Untuk menuju Emisi Nol Bersih di tahun 2060 atau lebih cepat, saya minta industri baja nasional menjadi bagian integral dari ekonomi sirkular, yang melaksanakan konsep industri hijau, di mana proses produksinya mengutamakan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan, serta memanfaatkan sampah sebagai energi alternatif," ungkap Wapres. 

        Baca Juga: Gibran Rakabuming Muncul sebagai Cawapres Prabowo Subianto, PDIP: Selamat...

        Di sisi lain, Wapres juga meminta agar industri baja berupaya meningkatkan keterlibatan UMKM. Wapres memaparkan, berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, saat ini keterlibatan sektor UMKM pada rantai pasok industri hanya sekitar 7 persen. Angka ini masih jauh tertinggal dari beberapa negara ASEAN. 

        "Sebagai salah satu industri yang memiliki efek berganda, industri baja nasional saya minta untuk menyediakan program dan insentif untuk memajukan UMKM, dan mendukung UMKM untuk dapat masuk ke rantai pasok industri," ujarnya. 

        Wapres mengharapkan agar PT. Lautan Baja Indonesia melalui pabrik yang baru ini dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat, serta memenuhi kebutuhan baja nasional hingga global.

        Baca Juga: PAN Buat Potensi Erick Thohir Jadi Cawapres Prabowo Kian Besar, Ini Buktinya

        "Saya minta PT. LBI terus meningkatkan tata kelola dan daya saing perusahaan, serta menjaga kualitas produk agar menjadi komoditas yang mampu bersaing di pasar nasional, regional, dan global," pungkas Wapres.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: