Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kisah Sukses PT Sriboga Raturaya: Dari Produksi Tepung hingga Kuasai Dunia F&B

        Kisah Sukses PT Sriboga Raturaya: Dari Produksi Tepung hingga Kuasai Dunia F&B Kredit Foto: Youtube
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Sriboga Raturaya, perusahaan produsen terigu berkualitas tinggi, telah menempuh perjalanan luar biasa sejak berdirinya pada tahun 1995. Yang menarik adalah dimulai sebagai produsen tepung kemudian berubah menjadi salah satu pemain utama di industri makanan dan minuman (F&B) di Indonesia, bahkan hingga dunia internasional.

        Pada tahun 2004, PT Sriboga Raturaya mengambil keputusan penting dengan melakukan ekspansi bisnis dari produsen tepung menjadi pemain F&B yang bisa dirasakan langsung oleh konsumen. Langkah pertama ekspansi ini adalah dengan mengakuisisi Pizza Hut.

        Alwin Arifin, Presiden Direktur PT Sriboga Raturaya, menceritakan awal mula keputusan strategis ini. Ia menyampaikan bahwa keputusan ini awalnya tidak direncanakan, melainkan muncul secara tidak sengaja melalui sebuah tender internasional di Hongkong.

        Baca Juga: Sukses dengan Pizza Hut dan Marugame Udon, Sriboga Siap Luncurkan Dua Restoran Akhir 2023

        “Saat itu, ada tender internasional di Hongkong. Saya tidak ikut tender, teman saya yang ikut dan dia menang,” jelas Alwin, dikutip dari kanal Youtube Dr Indrawan Nugroho pada Jumat (29/9/2023).

        Namun, berhubung pemenang tender tidak bisa menyelesaikan semua persyaratan, dan akhirnya PT Sriboga Raturaya mengambil kesempatan dengan melakukan akuisisi Pizza Hut.

        Setelah akuisisi Pizza Hut, PT Sriboga Raturaya menemukan bahwa keuntungan dari bisnis F&B seperti Pizza Hut lebih meningkat dibandingkan dengan bisnis tepung terigu. Hal ini membawa perusahaan untuk terus memperluas portofolio F&B-nya.

        Pada tahun 2014, PT Sriboga Raturaya kemudian membeli franchise Marugame Udon. Alwin menceritakan perjalanan menarik ini, di mana awalnya dia meragukan popularitas udon di Indonesia.

        “Tahun 2013 Mitsubishi membeli sahamnya Flower Meal dan Mitsubishi kan banyak network di Jepang, terus Marugame ini minta ke Mitsubishi untuk mencarikan partner Indonesia yang bisa di pabrikan. Kemudian, Dirut Marugame datang ke Jakarta untuk ketemu saya. Mereka tunjuk kita sebagai franchise mereka. Saya bilang, saya tidak mau karena Indonesia tidak suka udon. Tapi, pihak Marugame tidak menyerah, mereka memohon ke kita sampai tiga kali,” terangnya.

        Berkat keuletan dan kebijaksanaan manajemen, outlet Marugame Udon yang pertama di Indonesia berhasil mencuri hati masyarakat. Kini, Marugame Udon telah menduduki posisi kedua dengan penjualan terbanyak di dunia untuk restoran Indonesia.

        Namun, keberhasilan ini juga menghadirkan tantangan, terutama terkait dengan mempertahankan prinsip halal dalam bisnisnya. Alwin menegaskan pentingnya menjaga produk halal dan berkisah tentang upaya untuk memastikan saus yang digunakan di Indonesia memenuhi standar halal.

        “Sebelum deal, pertama kali saya bilang ke pihak Jepang ini harus halal. Saya tidak mau kalau tidak halal. Akhirnya, dia kembali ke Jepang dan membuat saus khusus untuk Indonesia, makanya kalau ke luar negeri rasa kuah udonnya berbeda,” lanjut Alwin.

        Kemudian, Sriboga memiliki hak franchise untuk Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Filipina. Meskipun pernah menjajaki pasar internasional, fokus utama bisnis ini adalah di Indonesia.

        Di bawah kepemimpinan Sriboga, bisnis waralaba ini terus mengalami pertumbuhan yang bagus, terbukti dengan meningkatnya jumlah gerai yang tersebar luas di seluruh Indonesia.

        “Sekarang full di Indonesia dan alhamdulillah sudah 100 outlet,” ujarnya.

        Baca Juga: Perkenalkan Takaya Awata, Pendiri Marugame Udon yang Putus Kuliah Kini Jadi Miliarder Dunia

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Nevriza Wahyu Utami
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: