Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Airlangga Happy! Inflasi RI Moncer di Peringkat 7 Dunia

        Airlangga Happy! Inflasi RI Moncer di Peringkat 7 Dunia Kredit Foto: Kemenko Perekonomian
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa inflasi Indonesia September 2023 tercatat terkendali pada rentang sasaran 3%±1, yaitu pada level 2,28% yoy.

        Airlangga mengatakan, realisasi inflasi tersebut merupakan yang terendah sejak Februari 2022. Berdasarkan catatan Trading Economics, realisasi inflasi inti Indonesia merupakan salah satu yang terendah yaitu berada di peringkat 7 dari 83 negara.

        Selain itu, capaian tersebut juga lebih baik dibandingkan realisasi inflasi sejumlah negara seperti Jepang (3,2% yoy), Korea Selatan (3,4% yoy), Vietnam (3,66% yoy), Amerika Serikat (3,7% yoy), Euro Area (4,3% yoy), Jerman (4,5% yoy), Brazil (4,61% yoy), Rusia (5,2% yoy), Inggris (6,7% yoy), India (6,83% yoy), Turki (58,94% yoy) dan Argentina (124% yoy).

        Baca Juga: Berani Turun Gunung Urusi Inflasi, Sri Mulyani Puji Mendagri Tito: Dia Luar Biasa!

        “Pencapaian realisasi inflasi September 2023 didukung oleh inflasi volatile food (VF) yang terkendali, inflasi administered prices (AP) yang terus melandai dan inflasi core/inti yang terjaga stabil. Inflasi Indonesia relatif terkendali di tengah gejolak harga sejumlah komoditas pangan dan energi global serta adanya ancaman el nino,” ungkap Airlangga, dikutip Selasa (3/10/2023).

        Airlangga menyampaikan, perkembangan inflasi September 2023 dipengaruhi oleh pergerakan seluruh komponen inflasi. Pencapaian ini tidak terlepas dari koordinasi dan sinergi yang kuat berbagai pihak melalui TPIP-TPID dalam mengendalikan gejolak harga di tengah berbagai tantangan. 

        Di tengah tantangan kenaikan harga beras, inflasi VF masih terkendali di level 3,62% (yoy) dan sesuai dengan rentang sasarannya yang disepakati dalam High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Pusat (HLM TPIP) pada 20 Februari 2023 yakni kisaran 3% s.d 5% (yoy).

        Pemerintah terus berupaya menjaga ketersediaan pasokan pangan di antaranya melalui penguatan cadangan pangan pemerintah khususnya beras. Penyaluran beras medium melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) terus dilaksanakan.

        Lebih lanjut, dalam rangka menjaga daya beli masyarakat miskin dan rentan, bantuan pangan beras kembali disalurkan kepada 21,3 juta KPM. Realisasi sampai dengan 1 Oktober 2023 yakni sebesar 98,37% dari total alokasi bulan September.

        Komponen administered prices mengalami inflasi sebesar 0,23% (mtm) atau 1,99% (yoy). Rendahnya inflasi AP secara tahunan terjadi seiring hilangnya base year effect pada September 2022 yang mengalami peningkatan signifikan akibat penyesuaian harga BBM.

        Sementara komponen inti mengalami inflasi sebesar 0,12% (mtm) atau 2,00% (yoy). Secara tahunan inflasi inti masih terjaga stabil dalam rentang target yaitu 3%±1 yang mengindikasikan daya beli masyarakat masih baik. 

        “Ke depan, kita akan terus mewaspadai dan memonitor fenomena-fenomena domestik maupun global yang dapat berdampak terhadap inflasi. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi saat ini, komitmen dan sinergi bersama seluruh pihak baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Bank Indonesia akan terus diperkuat guna menjaga inflasi tetap stabil dan terkendali,” pungkas Airlangga. 

        Baca Juga: Tetap Terkendali, BI Makin Yakin Inflasi Berada di Kisaran 3,0 persen di Akhir Tahun

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Alfida Rizky Febrianna
        Editor: Amry Nur Hidayat

        Bagikan Artikel: