Lika-liku Sasar Pelanggan Wilayah Kota Tier-2 dan Tier-3, Ini Kata CEO Brick
Penyedia manajemen transaksi bisnis dan API finansial, Brick (onebrick.io) atau PT Brick Teknologi Indonesia (BOIVA) yang menargetkan pelanggan di kota-kota tier-2 dan tier-3 tersebut ternyata memiliki tantangan tersendiri untuk mengimplementasikan Brick, yang memiliki inovasi pembayaran, manajemen kas, dan platform bayar nanti (paylater). Apa komentar CEO?
CEO dan Co-founder Brick, Gavin Tan mengakui bahwa Brick menghadapi tantangan-tantangan dari pelanggan yang masih dalam kondisi underbanked dan unbanked, mulai dari tidak semua pelanggan memiliki akses komputer atau laptop dan daring (online) setiap saat, hingga tim lokal yang mengetahui daerah tersebut.
Baca Juga: Brick Akuisisi Perusahaan Remitansi dan Luncurkan Layanan Manajemen Arus Kas
“Kami telah mengatasi masalah tersebut. Pertama, dengan mengakuisisi perusahaan remitansi Eastern Global Remittance (ETR), memiliki tim yang memiliki pengetahuan untuk mengatasi unbanked dan underbanked ini. Kedua, kami juga berinvestasi untuk membangun tim sales lapangan,” jelas Gavin di acara konferensi pers Brick di Jakarta pada Kamis (5/10/2023).
Gavin menambahkan, untuk tim sales lapangan yang bekerja sama dengan ETR ini, memungkinkan Brick mengetahui pelanggan secara langsung, dengan tim yang terjun ke lapangan untuk membantu pelanggan mengatasi masalah dan onboarding.
Di samping itu, Gavin juga menjelaskan bahwa platform Brick menggunakan web sebab mempertimbangkan akses pelanggan yang tidak semuanya dapat online dengan komputer.
“Kami banyak mengobrol dengan pelanggan yang underbanked dan unbanked ini, kami sadar bahwa mereka butuh sesuatu yang lebih simpel dan mereka sebenarnya tidak ingin pakai laptop. Itulah mengapa Donnie (Head of Operations Brick) mengatakan bahwa kami akan meluncurkan aplikasi resmi di ponsel Android dan iOS,” tambahnya.
Baca Juga: Genjot Pembiayaan Perumahan, BI Minta Perbankan Sasar Gen Z dan Milenial
Menurutnya, meskipun akan diluncurkan berupa aplikasi di ponsel pada pertengahan Oktober 2023 ini, namun Brick “berkekuatan penuh” layaknya seperti di situs web, namun lebih mudah digunakan.
Gavin juga menyinggung, adanya tim Brick tidak hanya berpusat di Jabodetabek atau Pulau Jawa saja. Gavin mengakui, bahwa perusahaan ini memiliki kantor di Kalimantan, khususnya di Pontianak, bahkan memiliki tim yang ada di Jawa Barat, khususnya di Sukabumi dan Cianjur.
“Saya pikir hal yang kebanyakan kami habiskan [waktu dan tenaga] ini adalah terlibat dengan pelanggan, yang artinya kami enggak hanya duduk di kantor cakep di Jakarta, itulah alasan kami punya kantor di Pontianak,” tambah Gavin.
Secara umum, Brick memiliki tiga tiga produk pembayaran bisnis untuk manajemen arus kas, yakni BrickPay, BrickFlex, dan Brick API. Ketiganya ini dapat mendukung transaksi bisnis lebih efisien dan manajemen arus kas lebih tertata.
Baca Juga: Tak Cuma Elite Maritim Dunia, Isu Kelautan Juga Mesti Diperhatikan Generasi Muda
Brick didirikan oleh Gavin Tan, CEO dan co-founder yang sebelumnya di Aspire, perusahaan yang berfokus pada perbankan untuk usaha kecil menengah (UKM) dan Deepak Malhotra selaku Chief Technology Officer (CTO) Brick. Perusahaan ini telah tercatat dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai perusahaan prototipe untuk layanan Inovasi Keuangan Digital (IKD) untuk mendorong inklusi keuangan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: