Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Lewat Festival Literasi Digital, Kominfo Edukasi Masyarakat Tangerang Soal Etika Berpendapat

        Lewat Festival Literasi Digital, Kominfo Edukasi Masyarakat Tangerang Soal Etika Berpendapat Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Tangerang -

        Rilis Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menempatkan Banten sebagai provinsi dengan penetrasi internet tertinggi di Indonesia (89,10 persen). Dengan predikat itu, wajar jika banyak persoalan terkait etika kebebasan berpendapat di dunia digital (internet) di wilayah Kota Tangerang muncul ke permukaan.

        Hal itu disampaikan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tangerang Indri Astuti, saat membawakan materi diskusi Wali Kota Tangerang Arief R. Wismansyah, dalam acara Festival Literasi Digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) di Taman Elektrik, Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Banten, Minggu (8/10) malam.

        Baca Juga: Bertemu Jurnalis Indonsia, Menkominfo Budi Ajak Ciptakan Pemilu 2024 Damai

        ”Internet sebagai medium untuk bersosialisasi dan wahana pencarian informasi, seringkali menjadi ruang waktu untuk mengeluarkan ekspresi dan pendapat. Apalagi, pendekatan media sosial langsung dirasakan ke individual dari masing-masing pengguna internet, sehingga kebebasan berpendapat di dunia digital jadi sulit dikendalikan,” ujar Indri Astuti.

        Dalam diskusi yang dikemas secara talkshow bertajuk ”Etika Bebas Berpendapat di Dunia Digital” itu, Indri mengatakan, banyak manfaat yang bisa didapat dari bermedia sosial. Di antaranya, konektivitas, pendidikan, bantuan, informasi, promosi, inovasi, membantu memerangi kejahatan, dan membantu membangun komunitas.

        ”Tapi ingat, media sosial juga memiliki sisi negatif seperti, penindasan maya (cyberbullying), peretasan (hacking) dan penipuan, kecanduan, masalah keamanan, hingga pornografi,” pesan Indri Astuti dalam diskusi yang dimeriahkan bintang tamu kelompok musik Ada Band itu.

        Untuk mengeliminir dampak negatif bermedia digital, Indri menyarankan pengguna digital memperhatikan prinsip etika berpendapat di dunia digital. Intinya, setiap manusia adalah setara, patuhi standar perilaku online, dan posting konten yang bernilai positif.

        Baca Juga: Hadir di Istana Berbatik, Menkominfo: Ajang Promosi Warisan Budaya Indonesia

        ”Selain itu, selalu ingat dan sadar saat berada di dunia digital. Hargai waktu dan bandwidth orang lain, hargai kreativitas dan hak cipta orang lain, hormati privasi dan personal orang lain, selalu terlihat baik saat online,” rinci Indri Astuti dalam diskusi yang dipandu moderator Ikhe Mutiara dan Joody Balinda itu.

        Dari perspektif berbeda, rektor Universitas Pradita Prof. Rachardus Eko Indrajit menyebut pentingnya penggunaan teknologi dan media sosial yang cerdas dalam mewujudkan algoritma kebangsaan. Artinya, dalam hal ini untuk meningkatkan rasa cinta kebangsaan dan bangga masyarakat terhadap bangsa dan negara.

        ”Algorima kebangsaan itu merupakan suatu rangkaian langkah sistematis dan terstruktur, dan bisa diukur dengan sebuah metrik pertanyaan untuk mengetahui serta meningkatkan rasa cinta/bangga masyarakat Indonesia terhadap bangsa dan negara melalui pemanfaatan beragam teknologi digital, khususnya media sosial,” jelas Eko Indrajit.

        Baca Juga: Wamenkominfo Ungkap Potensi Startup Dilirik Investor: Kemenkominfo Full Backup

        Sementara, Konsultan Komunikasi Independen Wicaksono mengingatkan pengguna digital menjaga kebebasan berpendapat dengan selalu mengingat dan menjaga data pribadi. Hal itu tak lepas dari banyaknya kebocoran data pribadi akibat peretasan.

        ”Bebas boleh, tapi tetap jaga data pribadi. Tidak ada yang aman 100 persen di ranah digital. Bahkan, ratusan juta data Dukcapil pernah bocor akibat peretasan paling parah,” tegas pemilik akun media sosial @ndorokakung itu.

        Selain ketiga narasumber tadi, talkshow untuk komunitas pemuda di Kota Tangerang itu juga menghadirkan narasumber lain: Putri Indonesia Banten 2023 Salsabila Dinitasari, dosen Universitas Al Azhar Indonesia Cut Meutia Karolina, Founder dan CEO Hewania Richard Nathaniel C., dan Kepala Lembaga Publikasi LSPR Institute Xenia Angelica.

        Diskusi literasi digital pada lingkup komunitas, untuk diketahui, merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia #MakinCakapDigital (IMCD). IMCD diinisiasi Kemenkominfo untuk memberikan literasi digital kepada 50 juta orang masyarakat Indonesia hingga tahun 2024.

        Baca Juga: Kunjungan ke Bandung, Wamenkominfo: Banyak Peluang dan Ruang Stratup Digital Bertumbuh

        Tahun ini, program #literasidigitalkominfo tersebut mulai dilaksanakan sejak 27 Januari 2023. Berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 18 mitra jejaring, program ini membidik segmen pendidikan dan segmen kelompok masyarakat sebagai peserta.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: