- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Kembangkan PLTS di Sektor Komersial, Solarion Terima Pendanaan Rp250 Miliar dari IIF
PT Solarion Energi Alam (Solarion) melalui anak usahanya PT Ananta Surya Kencana menerima dukungan pendanaan dari PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) yang ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka Senior pada 13 Oktober 2023 di kantor IIF oleh Ari Takarianto selaku Direktur PT Ananta Surya Kencana dan Reynaldi Hermansjah selaku Presiden Direktur IIF.
“Solarion melihat potensi pemanfaatan energi PLTS di Indonesia sangat besar. Hal ini juga didukung dengan banyaknya perusahaan dan kawasan industri di berbagai wilayah di Indonesia yang semakin menyadari pentingnya ESG,” ujar Ari Takarianto.
Ari yang juga menjabat sebagai Chief Project Administrator PT Solarion Energi Alam yang terlibat dalam proyek pengembangan PLTMH di Sumatra dan PLTS Ground Mounted di Australia menyatakan bahwa “Kerjasama Solarion dengan IIF merupakan milestone penting bagi Solarion, terutama dalam upaya akselerasi pemanfaatan PLTS untuk transisi energi menuju Net Zero Emission. Dukungan pendanaan IIF senilai Rp.250.000.000.000 (dua ratus lima puluh miliar rupiah) ini akan digunakan untuk pengembangan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), terutama di sektor komersial dan industri.”
Saat ini Solarion memiliki project pipeline hingga 300 MWp dan mentargetkan pengurangan emisi karbon hingga 338.323-ton CO2 per tahun. Total PLTS yang sudah dan sedang dalam proses pembangunan saat ini mencapai 20 MWp. Yang belum terbangun tetapi sudah kami pegang deal-nya kurang lebih 30 MW. Secara garis besar, kami banyak menangani client dari industri tekstil, pengolahan limbah, petrokimia, percetakan, dan consumer goods. Tetapi ada juga di luar itu seperti industri kecantikan dan sektor pendidikan.
“Kami berharap, dengan adanya pinjaman dari IIF kepada perusahaan kami, konsumen tidak perlu lagi khawatir mengenai berapa besarnya investasi yang perlu dikeluarkan jika memasang PLTS karena hal tersebut bisa kami take over dengan skema pembiayaan Power Rental Agreement (PRA) kami,” lanjut Ari.
Ari menambahkan bahwa transisi energi yang sedang terjadi di Indonesia membutuhkan visi jangka panjang dan perlu diciptakan ekosistem investasi yang mendukung proses tersebut, contoh salah satunya seperti Fasiltas Pinjaman Berjangka Senior dari IIF.
Studi energi terbarukan menyatakan kapasitas PLTS Atap di seluruh Indonesia mampu mencapai 194 GW, tetapi hingga saat ini kurang dari 500MW yang tercatat telah dibangun.
Dengan target pemenuhan 23% bauran EBT pada tahun 2025 dan pengurangan emisi hingga nol karbon atau Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060, pemerintah tengah melaksanakan berbagai program percepatan, salah satunya pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap pada berbagai sektor termasuk sektor industri.
“PLTS Solarion dirancang untuk membantu mengurangi biaya listrik dan meningkatkan laba perusahaan. Bahkan, pemasangan PLTS bisa mengurangi jejak karbon dan menanggulangi dampak kerusakan lingkungan akibat perubahan iklim.” tegas Ari.
Senada dengan Solarion, IIF menilai kerjasama pembiayaan yang terjalin merupakan upaya nyata IIF dalam mengakselerasi pertumbuhan infrastruktur berbasis renewable energy di Indonesia, demi mendukung tercapainya Net Zero Emission.
Reynaldi Hermansjah selaku Presiden Direktur IIF menyampaikan bahwa IIF senantiasa mendukung setiap inisiatif proyek infrastruktur, terutama yang memiliki kontribusi besar terhadap masyarakat luas dan mengimplementasi prinsip ESG.
“Kami mengapresiasi inisiatif Solarion dalam upayanya meningkatkan sebaran energi listrik bagi masyarakat tanpa harus mengorbankan lingkungan. IIF sangat mendukung proyek yang memiliki nilai manfaat untuk masyarakat, terlebih mengimplementasi sekaligus mematuhi prinsip ESG,” pungkas Reynaldi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: