Soal Efek Gandeng Bibit, CEO Citi Indonesia: Yang Sekarang Dilihat adalah Ekosistem!
Citibank N.A., Indonesia (Citi Indonesia) sempat bermitra strategis dengan perusahaan rintisan (startup) wealth management atau investasi digital Bibit.id beberapa waktu lalu. CEO Citi Indonesia, Batara Sianturi mengatakan bahwa kerja sama ini menunjukkan adanya pengaburan perbankan ritel, perbankan konsumer, dan perbankan institusional demi menghubungkan diri pada nasabah.
Menurut Batara dalam pemaparannya di acara Konferensi Pers Ekonomi Outlook dan Pemaparan Kinerja Keuangan Citibank N.A., Indonesia, pihaknya mengamati bahwa ekosistem keuangan saat ini cenderung mengarah bisnis ke bisnis (B2B) dan bisnis ke pelanggan (B2C).
Baca Juga: Citi Indonesia: Ekosistem Digital itu Panduan, Eksekutor Tetap Manusia
“Citi dengan Bibit kan B2B, Bibit dengan nasabahnya itu adalah B2C, sehingga kami melihat bahwa pemisahan yang begitu solid antara retail banking dengan consumer banking dengan institutional banking itu makin lama makin blur, karena sekarang yang dilihat adalah ekosistem, siapa yang bisa connect B2B to C2C, B2B, ada yang B2C, ada yang C2C,” jelas Batara di acara tersebut di Jakarta, Senin (13/11/2023).
Batara menganggap, upaya Bibit.id dapat memberikan akses pasar dan produk kepada investor ritel yang didominasi kalangan muda, utamanya berpartisipasi sebagai investor reksa dana, serta surat utang ritel (retail bond) atau sukuk syariah.
“… bisa berpartisipasi di reksa dana, bisa berpartisipasi di retail bond, dan rekanannya banyak, salah satunya adalah Citi,” imbuh Batara.
Batara menambahkan, pada Juli 2023 lalu atau kuartal ketiga, Citi Indonesia melanjutkan kemitraan strategis dengan Bibit.id untuk meningkatkan partisipasi masyarakat di pasar modal. Melalui kemitraan tersebut, kedua pihak ini menunjukkan komitmen mereka dalam upaya percepatan agenda inklusi keuangan pemerintah Indonesia dengan menyediakan produk investasi berkualitas kepada seluruh investor ritel dan institusi.
“Jadi ini sudah diluncurkan di kuartal ketiga… Jadi Bibit-nya di depan, belakangnya adalah Citi,” kata Batara.
Adanya kemitraan tersebut menjadi bagian dari upaya Citi Indonesia di kuartal ketiga tahun 2023. Di samping kemitraan tersebut, Citi Indonesia berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp1,7 triliun, meningkat sebesar 46% dibanding kuartal ketiga tahun 2022. Sebabnya adalah meningkatnya pendapatan bunga bersih di lini bisnis perbankan institusional.
“Jadi selama kuartal ketiga ini jumlah kredit perbankan institusional meningkat 14% loans dengan penyumbang terbesar dari sektor agribisnis, energi, dan sumber daya alam serta jasa,” jelas Batara.
Batara juga memaparkan, total aset Citi Indonesia meningkat sebesar 4,8% secara tahunan atau year-on-year (yoy) menjadi Rp99 triliun, rasio kecukupan likuiditas (LCR) sebesar 265% dan rasio pendanaan stabil bersih (NSFR) sebesar 129% yang di atas ketentuan minimum. Dari segi permodalan, rasio kewajiban penyediaan modal minimum atau capital adequacy sebesar 30,5%.
Sementara itu dari segi rasio non-performing loan (NPL) gross tercatat stabil di angka 3%, dengan NPL net sebesar 0,3%.
Baca Juga: Bibit.id Siap Tawarkan ST011 Jadi SBN Ritel Terakhir 2023 dengan Imbal Hasil Tertinggi
“Dan kami yakin bahwa kualitas portfolio kami ini tadi NPL gross dan NPL net-nya juga sudah kami bagikan akan tetap dalam kondisi baik melalui penerapan asas kehati-hatian dan manajemen risiko terutama dalam menghadapi kondisi perekonomian yang menantang,” pungkas Batara.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: