Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Indonesia Dinilai Belum Jadi Mitra Strategis Amerika Serikat

        Indonesia Dinilai Belum Jadi Mitra Strategis Amerika Serikat Kredit Foto: Antara
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pertemuan Presiden Jokowi dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden disebut-sebut memperkuat kerja sama antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS). Meski demikian, Indonesia dinilai belum jadi mitra strategis AS khususnya dalam aspek ekonomi.

        Peneliti Departemen Ekonomi CSIS Dandy Rafitrandi mengungkapkan hal tersebut berkaca dari perdagangan internasional Indonesia-AS yang belum maksimal.

        “Indonesia belum jadi mitra strategis bagi Amerika Serikat. Pertama dari sisi perdagangan Internasional, dalam satu dekade terakhir nilai perdagangan Indonesia-Amerika serikat bisa kita lihat masih di bawah potensinya dan juga dengan pertumbuhan yang cukup terbatas,” ujar Dandy dalam CSIS Media Briefing “Menelaah Hasil Pertemuan Bilateral Presiden Jokowi dan Presiden Biden”, Kamis (16/11/23).

        Baca Juga: Anies Baswedan-Cak Imin Unggul di Kriteria Pemimpin Pintar dan Taat Beragama

        Dandy menyinggung soal nilai perdagangan antara Indonesia dan AS yang menurutnya mencapai 40 M USD yang mana sacara proporsi itu kurang dari 1 persen total perdagangan AS.

        Meski secara ekspor ke Amerika Serikat meningkat dua kali lipat kurun waktu 2012 ke 2022, menurut Dandy angka ini belum mengalahkan kuatnya hubungan Indonesia-China yang nilai ekspornya mencapai 3 kali lipat di kurun waktu yang sama.

        “Kalau kita coba untuk bandingkan dengan Tiongkok ternyata kinerja ekspor Indonesia meningkat 3 kali lipat itu ekspornya apabila kita bandingkan dari 2012 ke 2022, sementara impor meningkat dua kali lipat, jadi peningkatan ini (AS) tidak terlalu tinggi kalau kita bandingkan dengan Tiongkok,” jelasnya.

        Menurut Dandy, angka-angka tersebut memunculkan kecenderungan AS memandang Indonesia bukan mitra strategis.

        Jika dibandingkan dengan negara di ASEAN lainnya seperti Vietnam, maka menurut Dandy Indonesia kalah cukup jauh soal hubungan dengan AS.

        “Ekspor mereka (Vietnam) ke AS dari 2012 ke 2022 meningkat 5 kali lipat jadi magnitude-nya sudah sangat berbeda kalau kita bisa membandingkan dengan Vietnam,” ungkapnya.

        Kuatnya hubungan Vietnam-AS menurut Dandy bukan hal yang instan karena sudah ada hubungan bilateral perjanjian perdagangan sejak 2001. Menurutnya kerja sama ini merupakan fondasi cukup siginifikan dalam membangun perdagangan dan juga investasi bilateral dua negara.

        Lanjut Dandy, Vietnam punya manajemen tata kelola perdagangan internasional serta fasilitasi perdagangan yang lebih baik dari Indonesia. Dari sisi investasi, Investor AS di Indonesia masih terkonsentrasi pada sektor tradisional seperti migas dan pertambangan.

        “Kalau kita bandingkan dengan Tiongkok 10 tahun terakhir ini cukup agresif bukan hanya primary sector, mereka masuk ke infrastruktur, padat karya. Kita bisa lihat sekarang sudah ada landmark invesment dari Tiongkok yang bisa kita lihat seperti Kereta Cepat Jakarta-Bandung, kalau jepang MRT. Kalau AS apa? Freeport terlalu kelamaan,” jelasnya.

        Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, pada Senin (13/11/2023).

        Baca Juga: Partai Gelora Yakin Prabowo Subianto-Gibran bin Jokowi Dipilih Anak Muda, Ini Alasannya!

        Jokowi mengungkapkan bahwa Amerika Serikat merupakan salah satu mitra terpenting bagi Indonesia. Oleh sebab itu, kedua pemimpin sepakat untuk meningkatkan kemitraan antarkedua negara menjadi Comprehensive Strategic Partnership (CSP).

        “Namun yang paling penting adalah kita harus benar-benar mengartikannya karena bagi Indonesia kerja sama ekonomi adalah prioritas, termasuk dalam masalah rantai pasok,” kata Jokowi dikutip dari laman setkab.go.id.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bayu Muhardianto
        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: