Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kementerian ESDM Pertimbangkan Optimalkan Tiga Faktor di Masa Transisi Energi

        Kementerian ESDM Pertimbangkan Optimalkan Tiga Faktor di Masa Transisi Energi Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menilai penggunaan energi fosil untuk mencukupi kebutuhan energi masyarakat tetap diperlukan dengan periode transisi.

        Direktur Teknik dan Lingkungan Migas Kementerian ESDM, Mirza Mahendra, mengatakan penggunaan gas bumi sebelum pada akhirnya menggunakan energi terbarukan yang terbukti ramah lingkungan dioptimalkan hingga terwujud Net Zero Emission (NZE) sesuai target tahun 2060. 

        Menurutnya, penggunaan energi fosil ini mempertimbangkan 3 faktor yakni ketersediaan, aksesibilitas, dan keterjangkauan.

        Baca Juga: Himbau Konservasi Air Tanah, Kementerian ESDM: Bangunlah Sumur Resapan

        "Kementerian ESDM akan tetap menggunakan energi fosil sebagai sumber energi sementara, selama masa transisi menuju Net Zero Emission (NZE) di Indonesia. Kita tidak hanya membahas lingkungan, tapi kita juga perlu mempertimbangkan ketersediaan, aksesibilitas, dan keterjangkauan," ujar Mirza dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (17/11/2023). 

        Mirza mengatakan, energi fosil seperti minyak dan gas bumi, batu bara dijadikan sebagai sumber energi disektor transportasi maupun sebagai bahan bakar pembangkit sementara sebelum tergantikan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. 

        "Gas bumi sebagai energi yang lebih ramah lingkungan dibandingkan minyak bumi dan batu bara, juga dapat dimanfaatkan sebagai energi transisi sebelum beralih 100% ke Energi Terbarukan di sektor transportasi dan juga pada pembangkit listrik," ujarnya. 

        Lanjutnya, ia menyebut bahwa secara umum transisi menuju emisi nol bersih memerlukan perubahan yang dapat dikategorikan ke dalam empat pilar salah satunya yaitu peningkatan intensitas energi yang membantu mengurangi biaya transisi.

        Baca Juga: Kementerian ESDM Terus Kembangkan CCS

        Selain itu, juga melalui dekarbonisasi pembangkit listrik untuk mengurangi emisi langsung di sektor ketenagalistrikan, peralihan ke bahan bakar rendah emisi pada penggunaan akhir dan penangkapan, pemanfaatan dan penyimpanan karbon (Carbon Capture Utilization Storage/CCUS) yang mengurangi emisi dari industri yang emisinya sulit dikurangi.

        Mewujudkan target Net Zero Emission memerlukan kolaborasi yang kuat antara berbagai pihak, termasuk institusi dan lembaga termasuk dengan akademis dan kalangan industri terkait melalui kolaborasi yang kuat maka akan didapat mencapai dampak yang lebih besar dalam mengurangi emisi dan bergerak menuju Net Zero Emission

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Djati Waluyo
        Editor: Amry Nur Hidayat

        Bagikan Artikel: