Jelang Operasi Smelter Kedua Gresik, Mendag Minta Kesejahteraan Masyarakat Diperhatikan
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan berharap bahwa menjelang dioperasikannya Smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) kedua di Gresik, Jawa Timur, mampu mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di sekitar smelter yang akan beroperasi.
Selain itu, kata Zulkifli Hasan, Mendag juga siap mendukung kebutuhan operasi PTFI, khususnya Smelter kedua di Gresik, Jawa Timur, yang dapat meningkatkan perekonomian daerah dan nasional.
"Kami memberikan dukungan yang diperlukan, termasuk perpanjangan izin ekspor tembaga kemarin," tegas Zulkifli Hasan saat kunjungan kerja ke proyek pembangunan smelter PTFI di Kawasan Ekonomi Khusus Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur kemarin.
Mendag juga mengapresiasi perkembangan pembangunan smelter kedua PTFI yang kini sudah mencapai lebih dari 80 persen.
Baca Juga: Sangatlah Cerah, Presdir Freeport Indonesia Bongkar Kunci Meroketnya Ekonomi Jatim
"Perkembangan pembangunan smelter sudah mencapai lebih dari 80 persen. Saya kira ini membanggakan karena dipimpin anak-anak negeri. Konsentrat tembaga dikelola di sini secara bertahap dan kita punya saham mayoritas," katanya.
Sementara itu, Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas, menegaskan bahwa smelter kedua PTFI akan mulai beroperasi pada akhir Mei 2024 dan secara bertahap ramp-up produksi penuh hingga Desember 2024.
"Progres smelter saat ini diperkirakan mencapai 83%. PTFI terus menyelesaikan beberapa pekerjaan guna penyelesaian konstruksi fisik pada akhir Desember 2023," kata Tony.
Pada awal 2024, lanjutnya, akan dilakukan pre-commissioning dan commissioning untuk memastikan seluruh peralatan dan fasilitas berfungsi.
Baca Juga: Kementerian BUMN Optimis Smelter kedua Freeport Beroperasi Sesuai Rencana
"Kami optimistis proyek pembangunan smelter akan selesai sesuai jadwal," katanya.
Dalam pembangunan smelter kedua ini, PTFI menanamkan investasi sebesar 2,9 miliar dolar AS atau setara Rp43 triliun per akhir Oktober 2023, dari total anggaran 3 miliar dolar AS.
"Harapan kami relaksasi ekspor konsentrat tembaga dapat terus diberikan sampai smelter tersebut beroperasi penuh," ujar Tony.
Setelah beroperasi penuh, smelter mampu mengolah konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi 1,7 juta dry metric ton (dmt) dan menghasilkan katoda tembaga hingga 600.000 ton per tahun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: