Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kementerian BUMN Optimis Smelter kedua Freeport Beroperasi Sesuai Rencana

Kementerian BUMN Optimis Smelter kedua Freeport Beroperasi Sesuai Rencana Kredit Foto: Mochamad Ali Topan
Warta Ekonomi, Gresik -

Wakil Menteri BUMN Republik Indonesia, Kartika Wirjoatmodjo, melakukan kunjungan kerja ke proyek pembangunan smelter milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur pada hari Kamis (9/11).

Kartika Wirjoatmodjo mengapresiasi PTFI yang telah menyelesaikan lebih dari 80 persen pembangunan smelter per akhir Oktober, sesuai target linimasa kurva-S dari pemerintah.

Dalam peninjauannya, Kartika Wirjoatmodjo sebagai perwakilan dari pemerintah menyampaikan bahwa proyek smelter PTFI sangat fundamental untuk meningkatkan daya saing Indonesia dan mengurangi ketergantungan terhadap impor beberapa material utama untuk ekonomi Indonesia.

Baca Juga: Bos Freeport Indonesia Ungkap Strategi Pangkas Emisi Karbon

Dia menekankan bahwa PTFI adalah salah satu perusahaan yang memberikan kontribusi besar kepada negara dalam bentuk pajak dan royalti. Kartika Wirjoatmodjo juga menyatakan harapannya bahwa produksi Freeport, baik di hulu maupun nanti di smelter, dapat sesuai dengan harapan, termasuk juga emas dan logam mulia lainnya.

PTFI terus menyelesaikan beberapa pekerjaan guna penyelesaian konstruksi fisik pada akhir Desember 2023. Setelah itu, akan melalui tahap pre-commissioning dan commissioning untuk memastikan seluruh fasilitas berfungsi tanpa kendala dan memulai kegiatan operasionalnya pada akhir Mei 2024. Smelter kedua ini diharapkan mencapai kapasitas produksi penuh pada Desember 2024.

Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas, menyampaikan bahwa tantangan utama dalam penyelesaian smelter adalah manajemen proyek yang tidak mudah. Menyusul kontribusinya hingga kuartal III 2023, smelter PTFI telah berkontribusi terhadap nilai realisasi investasi untuk hilirisasi sektor mineral. Data dari Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan bahwa realisasi investasi untuk hilirisasi di sektor mineral senilai Rp151,7 triliun, dengan kontribusi besar dari tembaga sebesar Rp47,6 triliun.

Baca Juga: PLN Produksi Green Hydrogen 100 Persen dari EBT Kapasitas 51 Ton Per Tahun

Tony Wenas menambahkan bahwa dengan sumber daya yang ada di Indonesia dan program percepatan investasi, Indonesia akan menjadi pemain yang diperhitungkan dalam pertambangan dan hilirisasi. Banyak investasi yang diharapkan masuk ke Indonesia untuk menciptakan nilai tambah, dan permintaan produk tambang diprediksi akan semakin tinggi. Tony Wenas berpendapat bahwa ini adalah peluang bagi Indonesia untuk menjadi pemain yang diperhitungkan di dunia.

Dalam pembangunan smelter kedua ini, PTFI telah menanamkan investasi hingga 2,9 miliar dolar Amerika Serikat atau setara dengan 43 triliun rupiah per akhir Oktober 2023, dari total anggaran 3 miliar dolar Amerika.

Setelah beroperasi penuh, smelter ini akan mampu mengolah konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi 1,7 juta dry metric ton (dmt) dan menghasilkan katoda tembaga hingga 600.000 ton per tahun.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: