Penggunaan aplikasi keuangan (financial technology/fintech) kini makin masif. Tak hanya sebagai alat pembayaran, fintech juga bisa digunakan untuk berbagai aktivitas finansial.
Jakpat mengadakan survei untuk mengetahui perilaku dan kebiasaan pengguna fintech di Indonesia di paruh kedua 2023. Laporan yang melibatkan 1503 responden ini menunjukkan bagaimana pandangan pada perencanaan keuangan serta penggunaan di bidang pembayaran digital, investasi, pinjam online, dan asuransi.
Survei yang melibatkan Gen X, Milenial, dan Gen Z ini berfokus pada tiga jenis pembayaran digital. Yaitu e-wallet, internet/mobile banking (terdiri dari mobile/internet/digital banking dan kartu debit virtual), serta buy now pay later/BNPL atau biasa dikenal pay later (pinjaman online/pinjol dan peer to peer/P2P lending).
Secara umum, ada berbagai pertimbangan dalam memilih platform fintech. Beberapa di antaranya adalah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan/OJK (55%), metode pembayaran yang mudah (54%), dan aplikasi yang ramah pengguna/user-friendly (50%).
Baca Juga: Fintech Jadi Dinamika Industri Keuangan
Melek Perencanaan Keuangan
Hasil survei Jakpat menyatakan bahwa dua dari tiga responden paham dengan perencanaan keuangan. Artinya, mereka menyadari bahwa mereka harus memiliki manajemen keuangan untuk mencapai tujuan hidup.
Setengah dari responden juga sadar bahwa menabung dan berinvestasi adalah dua hal yang relevan dengan kondisi keuangan mereka saat ini. Sebanyak 28% merasa menabung adalah opsi terbaik saat ini sementara 10% mengaku tak memiliki anggaran untuk keduanya.
“Lebih dari separuh responden sudah memahami pentingnya perencanaan finansial, dan sebagian dari mereka juga memahami pentingnya tabungan, dana darurat, asuransi, sampai investasi,” kata Head of Research Jakpat, Aska Primardi.
Pembayaran Digital
Pada semester kedua 2023, sebanyak 86% responden melakukan pembayaran digital. Aktivitas keuangan lain yang juga dilakukan, baik secara digital maupun konvensional, adalah membayar kredit (37%), investasi (25%), dan asuransi (24%).
Lebih detail, 3 dari 4 responden menggunakan e-wallet sebagai metode pembayaran digital, disusul mobile/internet banking (45%), dan pay later (25%). E-wallet menjadi metode pembayaran digital populer dimana responden menggunakannya saat belanja online atau ketika bertransaksi langsung seperti di restoran, supermarket, dan lain-lain.
Aska mengungkapkan seringkali gaji dan tabungan sudah banyak tergerus oleh kebutuhan sehari-hari dan gaya hidup. Di sisi lain, ada kemungkinan kenaikan pendapatan kalah dengan biaya hidup yang naik lebih cepat dan lebih tinggi.
“Dengan pertimbangan gaji sebulan yang bisa habis dalam waktu kurang dari sebulan, mereka pun mulai beralih ke fitur pay later sebagai solusinya,” tambah dia.
Baca Juga: Fintech Kepincut Teknologi AI, OJK Ingatkan Perlindungan Data dan Konsumen
Investasi, Kredit, dan Asuransi
Top three produk investasi yang dimiliki responden Jakpat pada semester II 2023 adalah reksadana (42%), deposito (36%), dan saham (32%). Kripto dan Surat Berharga Nasional seperti obligasi dan sukuk juga masih diminati.
Soal kredit, sebanyak 66% responden yang memiliki tagihan di luar kebutuhan rumah tangga mengaku membayar pay later tiap bulan. Angsuran lain di antaranya Kredit Pemilikan Rumah/KPR (25%), pinjaman online (22%), dan kendaraan bermotor (22%). Sementara, satu dari empat responden memiliki asuransi. Beberapa jenis asuransi yang dimiliki adalah asuransi kesehatan (80%), asuransi jiwa (55%), dan dana pensiun (39%).
Apa saja merek fintech yang paling banyak digunakan untuk pembayaran digital? Apa saja provider kredit, investasi, dan asuransi yang banyak digunakan? Dapatkan hasilnya dengan data mendetail dalam laporan Jakpat “Indonesia Fintech Trends – 2nd Semester of 2023” pada tautan berikut: Indonesia Fintech Trends - 2nd Semester of 2023.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: