Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        PGN Pelopori Pemanfaatan 36.500 MMBTU Bio-CNG Pelanggan Ritel di Indonesia

        PGN Pelopori Pemanfaatan 36.500 MMBTU Bio-CNG Pelanggan Ritel di Indonesia Kredit Foto: PGN
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas Pertamina terus melaksanakan upaya-upaya untuk mengembangkan pemanfaatan biomethane yang berasal dari limbah kelapa sawit atau Palm Oil Mill Effluent (POME) di Indonesia. 

        Dalam realisasinya, PGN melibatkan Anak Perusahaan yakni PT Gagas Energi Indonesia (Gagas) untuk menindaklanjuti kerjasama pemanfaatan biomethane terkompresi (Bio-CNG) dengan PT KIS Biofuels Indonesia (KIS). 

        Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Rosa Permata Sari mengatakan, kerjasama pemanfaatan Bio-CNG untuk pelanggan ritel adalah yang pertama kali dilakukan di Indonesia. 

        "Untuk langkah awal, KIS akan menyalurkan sekitar 36.500 MMBTU di tahun pertama kepada Gagas. Selanjutnya kebutuhan ini akan disesuaikan dan dapat meningkat hingga 100% di tahun kelima," ujar Rosa dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (11/1/2024). 

        Baca Juga: PGN Tandatangani 410 BBTUD Kontrak Gas Bumi dari Blok Corridor

        Rosa mengatakan, kerjasama ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan MoU antara PGN dengan KIS dalam ajang G20 di Bali pada tahun 2022. 

        Dimana, kerjasama ini merupakan bentuk komitmen PGN dalam memperluas pemanfaatan energi ramah lingkungan dengan mengoptimalkan potensi-potensi yang dimiliki oleh negeri ini serta dapat menjadi contoh bagi pemanfaatan sumber baru terbarukan yang sustainable

        "Kerjasama pemanfaatan Bio-CNG antara Gagas dan KIS untuk pelanggan ritel adalah langkah baru yang kami lakukan untuk mendukung Pemerintah guna mencapai target Net Zero Emission di tahun 2060,” ujarnya. 

        Rosa menyebut, PGN sudah memetakan, kedepan Bio-CNG dapat menjadi opsi untuk meningkatkan pasokan gas bumi di wilayah Sumatera, Kalimantan dan sekitarnya. 

        Sebagaimana diketahui, karakter Bio CNG yang mirip dengan gas bumi yang dialirkan oleh PGN, memungkinkan fleksibilitas mekanisme swap/tukar antar kedua jenis komoditas tersebut termasuk pemanfaatan infrastruktur yang dimiliki PGN.  

        Rosa melanjutkan, pengembangan proyek Bio-CNG potensial menjadi energi baru terbarukan yang dapat membantu menekan ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dan lebih ramah lingkungan.

        Gagas meresmikan kerjasama dengan KIS pada akhir tahun 2023 dan diperkuat kembali melalui pertemuan antara PGN, KIS dan Gagas pada 10 Januari 2024. 

        Baca Juga: PGN Siap Optimalkan Kinerja, Revitalisasi Tangki hingga Kembangkan Biometana

        Pada skema kerjasama pemanfaatan Bio-CNG, KIS akan mengolah limbah cair kelapa sawit sehingga menghasilkan gas yang karakteristiknya menyerupai gas bumi. Gas tersebut selanjutnya dikompresi dan akan dimanfaatkan oleh Gagas untuk selanjutnya didistribusikan ke pelanggan komersial dan industri.

        Direktur KIS K.R. Raghunath, mengungkapkan bahwa kerjasama untuk menangkap metana dari limbah cair kelapa sawit akan semakin memperkuat industri biomethane di Indonesia dan membantu menekan emisi gas rumah kaca. 

        "Proyek kerjasama ini akan membantu mengurangi permasalahan emisi dan mendukung Indonesia mencapai target Net Zero Emission,” ujar Raghunath. 

        Di sisi lain, Direktur Utama Gagas Muhammad Hardiansyah mengatakan, Gagas tetap pada perannya sebagai penyedia energi ramah lingkungan melalui moda Beyond Pipeline. 

        Tetapi kali ini salah satu pasokan yang PGN peroleh berasal dari sumber energi yang lebih sustainable yaitu limbah cair kelapa sawit yang telah diproses oleh KIS menjadi biomethane yang akan ditransportasikan dalam bentuk BioCNG. 

        "Untuk langkah awal, proses kerjasama akan dilakukan di daerah Pekanbaru, Riau. Selanjutnya jika kerjasama berjalan dengan baik, maka kerjasama ini akan diduplikasikan di wilayah lainnya di Indonesia seperti Bangka Belitung, Sumatera dan Kalimantan,” ujar Hardiansyah. 

        Rosa berharap,  langkah ini akan menghasilkan sesuatu yang besar yang dapat berdampak siginifikan bukan hanya untuk perusahaan, tetapi untuk masyarakat melalui pemanfaatan energi baru terbarukan. 

        "Bio-CNG dapat dimanfaatkan dalam jangka panjang, secara transportasi dan komersial juga sangat memungkinkan dalam bentuk ritel sehingga berpotensi menumbuhkan layanan ke titik-titik ekonomi baru yang selama ini belum terlayani dengan layanan pipa gas bumi. Kami berharap ikhtiar ini dapat berdampak untuk pembangunan perekonomian nasional yang memberikan multiplier effect bagi masyarakat,” tutup Rosa. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Djati Waluyo
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: