Soroti Kubu Prabowo-Gibran bin Jokowi yang Mau Pangkas Subsidi BBM dan Gas LPG untuk Efisiensi APBN, Mulyanto: Banyak Alternatif Lain!
Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PKS Mulyanto meminta alternatif lain ketimbang memangkas subsidi subsidi BBM dan Gas LPG untuk menekan atau efisiensi APBN.
Hal itu Mulyanto sampaikan untuk mengomentari rencana kubu Prabowo Subianto-Gibran bin Jokowi yang ingin melakukan hal tersebut jika menang.
Mulyanto mengingatkan penting untuk memilih kebijakan yang tidak memberatkan untuk masyarakat. Menurutnya masih banyak alternatif lain untuk efisiensi APBN ketimbang memnagkas subsidi yang erat kaitannya dengan masyarakat.
“Karena masih banyak alternatif lain yang dapat diambil sebelum memutuskan memotong anggaran subsidi bagi rakyat,” ujar Mulyanto dikutip dari laman resmi pks.id, Senin (15/1/24).
Menurut Mulyanto gagasan tersebut berbahaya karena dapat berpengaruh pada daya beli masyarakat kecil pada barang kebutuhan hidup sehari-hari.
Dengan harga yang disubsidi sekarang saja banyak masyarakat yang merasa berat, apalagi nanti bila ide pemotongan anggaran subsidi benar-benar dilaksanakan.
“Jangan rakyat kecil yang dikorbankan untuk sekedar efisiensi APBN,” ungkapnya.
Selain itu, kata Mulyanto, Pemerintah harus mengupayakan substitusi LPG 3 kilogram bersubsidi melalui program jargas rumah tangga; kompor listrik; termasuk DME (dimethyl eter). Bila kebijakan ini ditingkatkan dan dipercepat maka anggaran subsidi energi bisa turun.
“Yang ada sekarang malah anggarannya dipotong. Ini kan aneh, target 4 juta sambungan RT malah diturunkan hanya jadi 2 juta SR dan anggaran APBN untuk merealisasikannya dipotong terus. Ini soal konsistensi dalam menjalankan program prioritas,” tandas Mulyanto.
Sebelumnya, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Eddy Soeparno mengatakan pihaknya berencana menekan anggaran subsidi untuk merealisasikan efisiensi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) di tengah besarnya nilai utang saat ini yang telah tembus Rp 8.000 triliun lebih. Salah satu yang akan disasar adalah subsidi yang dianggap saat ini tidak tepat sasaran seperti BBM pertalite dan tabung gas LPG 3 Kg.
Baca Juga: Anies Baswedan: Tugas Utama Pemimpin Membuat Keputusan
Dikutip dari laman cnbcindonesia.com, hal itu dilakukan di tengah besarnya utang pemerintah saat ini yang merupakan dampak dari masa Pandemi Covid-19.
"Subsidi kita itu masih terlalu besar dan tidak tepat sasaran, ini adalah salah satu yang akan kita sisir ke depannya untuk mendapatkan efisiensi APBN ke depan," jelas Eddy dalam program Your Money Your Vote CNBC Indonesia, dikutip Kamis (11/1/2024).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: