Akademisi Ekonomi dan Energi dari Universitas Pertamina, A. Rinto Pudyantoro mengatakan, pemerintah wajib menjaga kondisi yang kondusif dan mengurangi polemik di sektor energi demi memastikan terjaganya iklim investasi yang baik di Indonesia.
"Keributan akibat aturan kontroversial pasti akan membuat investor berpikir ulang," ujar Rinto dalam diskusi, Kamis (1/2/2024).
Menurutnya, sektor migas jika tidak ribut atau tenang-tenang saja selama lima tahun ke depan diyakini akan berkembang,
"Justru yang dapat dilakukan oleh pemerintah pada periode tersebut adalah sejumlah pembenahan atau perbaikan pada beberapa persoalan yang dianggap menganggu operasional, seperti perijinan dan tax treaty," ujarnya.
Baca Juga: Transisi Energi Jadi Momentum untuk Perbaikan Hulu Migas
Rinto mengatakan, dari 12 instrumen yang berpengaruh pada keputusan berinvestasi di Indonesia, terdapat satu instrumen yang dikendalikan oleh pemerintah seratus persen, yaitu kebijakan fiskal.
Untuk itu, pemerintah perlu memastikan kebijakan fiskal yang dibuatnya akan meningkatkan gairah investor untuk berinvestasi.
Baca Juga: Begini Potensi Investasi Migas di Tahun Politik
"Pemerintah memiliki kendali 100% terhadap kebijakan fiskal. Pemerintah bisa melakukan perubahan kebijakan apa saja dan kapan saja. Oleh karena itu, kebijakan tersebut seharusnya berdampak pada kemudahan berinvestasi," ujarnya.
Lanjutnya, iklim investasi sektor hulu migas Indonesia memang mulai menunjukkan pergerakan yang positif.
Dimana, berdasarkan data SKK Migas, realisasi investasi hulu migas pada 2023 mencapai US$13,7 miliar, naik dari dari tahun sebelumnya sebesar US$12,1 miliar. Tahun ini, SKK Migas menargetkan nilai investasi hulu migas akan meningkat mencapai US$17,7 miliar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: