Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        PKS: Jangan Salahkan Rakyat Kalau Bilang Pak Luhut Ini Jahat

        PKS: Jangan Salahkan Rakyat Kalau Bilang Pak Luhut Ini Jahat Kredit Foto: PKS
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, buka suara terkait dengan ide kontroversial yang dilontrakan oleh Menko Marves, Luhut Binsar Panjaitan. Ia keberatan dengan ide mengganti Solar, Pertalite dan Pertamax dengan bahan bakar minyak sejenis Euro 4 dan Euro 5.

        Menurut Mulyanto apa yang diwacanakan Luhut hanya akan membuat negara terpuruk karena defisit transaksi berjalan sektor migas akan menggelembung. Pasalnya produksi bioethanol domestik kita masih terbatas.

        Baca Juga: PKS: Pendukung Anies Banyak Pakai Duit Sendiri

        “Jadi kalau kita ngotot akan menggunakan bioethanol untuk mengganti solar dan Pertalite maka ketergantungan kita pada impor akan meroket. Ini ibarat pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga pula,” ujar Mulyanto, dilansir Jumat (2/2).

        Mulyanto menjelaskan penggantian jenis BBM tersebut sangat merugikan masyarakat karena bisa jadi akan menghapus keberadaan BBM bersubsidi.

        Penghapusan BBM bersubsidi itu, kata Mulyanto, secara langsung sama dengan kenaikan harga BBM. Karena pasti harga Pertamax Green akan jauh lebih mahal daripada Solar dan Pertalite.

        “Ini kan artinya masyarakat dipaksa untuk membeli BBM mahal. Karena dihapusnya Solar dan Pertalite tersebut,” pungkasnya.

        Di sisi lain, imbuhnya, dengan meningkatnya kebutuhan bioethanol, maka ketergantungan pada impor akan melejit. Nah yang senang tentu mafia impor.

        Baca Juga: Jubir Timnas AMIN: Pak Luhut Terlalu Reaktif

        “Saya menilai wacana ini jahat untuk masyarakat. Jadi jangan salahkan rakyat kalau bilang Pak Luhut ini jahat,” tegas Mulyanto.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: