Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Dicky Kartikoyono buka suara terkait dengan upaya pengembangan ekosistem digital keuangan nasional. Ia mengatakan potensi hingga perkembangan sektor terkait bisa menjadi salah satu boost untuk pertumbuhan ekonomi dari Indonesia.
Dicky mengatakan, pertumbuhan ekosistem keuangan terus berkembang secara masif. Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) misalnya telah menjadi salah satu pilar industri digital. Platform tersebut sudah menjadi jembatantransaksi antara generasi milenial dengan industri lainnya, khususnya sektor e-commerce.
Baca Juga: Gubernur BI: Milenial Jadi Kunci Pengembangan Ekonomi Indonesia
Meskipun begitu, rupanya potensi yang telah diraup belum optimal. Dicky mengatakan, sektorkeuangan digital bisa semakin digenjot melalui percepatan digitalisasi sampai ranah terbawah atau daerah.
“APBN yang masuk ke daerah itu punya dampak pertumbuhan yang besar. Jika kita bisa fasilitasi digitalisasinya, maka ekonomi akan jauh naik lebih dari biasanya,” ungkapnya dalam diskusi kelompok terfokus (focus group discussion) bersama pemimpin media massa dengan tema ”Sinergi Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Ekonomi Nasional” di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (3/2/2024).
Digitalisasi akan menjadi booster untuk pertumbuhan ekonomi, hal yang telah dirasakan saat tanah air berjuang menembus pandemi dari Covid-19. Oleh karenanya, sektor ini terus menjadi perhatian dari BI.
Dicky mengungkapkan, pihaknya terus mendorong perluasan dan optimalisasi sektor keuangan digital untuk bergerak secara domestik, bahkan coba menarik perputaran ekonomi dari Asia Tenggara.
Baca Juga: BI Tetap Independen Demi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Adapun hal ini guna memastikan terwujudnya prediksi ekonomi nasional akan terus berlanjut mengalami peningkatan yang signifikan, hal ini sesuai dengan riset yang menunjukkan siklus pertumbuhan menunjukkan ekonomi nasional akan mencapai puncaknya mulai dari 2026.
Generasi milenial akan menjadi tulang punggung hal tersebut bisa diwujudkan, mereka yang menentukan pola konsumsi hingga pola industri yang mana akan berpengaruh ke perekonomian dari Indonesia.
Baca Juga: Gandeng Kemenko Perekonomian, OJK Manfaatkan Kartu Prakerja untuk Genjot Literasi Keuangan
“Mereka akan menjadi workforce yang masuk, tenaga kerja yang produk dengan perilaku yang berbeda. Tentu digitalisasi akan menjadi hal yang dipreferensikan oleh mereka,” ujar Dicky.
Namun sejumlah tantangan harus menjadi perhatian sejumlah pemegang kepentingan. Dicky mengatakan dalam upaya pengembangan ekosistem keuangan digital ini, masih banyak yang perlu dioptimalisasi mulai dari pembayaran hingga konektivitas atau jangkauan dari ekosistem digitalisasi di Indonesia.
Baca Juga: OJK Gandeng BPS Lakukan Survei Literasi dan Inklusi Keuangan
Salah satu yang menurut pihaknya perlu mendapatkan perhatian khusus adalah terkait dengan belum hadirnya standarisasi terkait dengan ekosistem sektor keuangan digital, khususnya dalam ranah industri yang mana berpotensi merugikan konsumen, khususnya masyarakat dari Indonesia.
Laporan: Muhamad Ihsan
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Aldi Ginastiar
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: