Pengamat Sebut Ada Gejala Kecurangan TSM Pemilu 2024: Di Atas Permukaan Terlihat
Pengamat Politik Eep Saefulloh Fatah menyebut gejala kecurangan yang bersifat Terstruktur, Sistematis, dan Masif (TSM) pada pemilu 2024 terlihat di permukaan.
Hal ini Eep sampaikan di acara “King Maker” Podcast kanal Youtube Ustaz Bachtiar Nasir.
Eep menyinggung soal kisruh masalah Sistem Informasi Rekapitulasi Elektronik atau Sirekap soal perhitungan suara.
“Menurut saya sekarang ini jika dilihat dari gejala di atas permukaan yang kita lihat, ini jelas TSM,” ujarnya dilihat Sabtu (24/2/24).
“Banyak juga mungkin teman-teman yang dapat capture atau video yang dikirim tentang masalah sirekap,” tambahnya.
Baca Juga: Lewat Hak Angket, Kubu Anies-Muhaimin Ingin Selidiki Penerapan Aturan Pemilu
Menurut Eep, kesolidan kubu 01 (Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar) dan 03 (Ganjar Pranowo-Mahfud MD) yang menurut perhitungan quick count disebut kalah harus terjaga jika ingin membuktikan adanya kecurangan TSM.
Ia mewanti-wanti jangan sampai 01 dan 03 terkena apa yang ia sebut dengan ‘Prabowo Subiant Syndrome”.
Tetapi yang kemudian diperlukan sekarang adalah tantangan untuk membuat kesimpulan di atas permukaan itu terverifikasi dan tervalidasi. Apa yang tak boleh terjadi? Yang nggak boleh terjadi para pengusung paslon dan semua elemen kerja pemenangannya yang mau membuktikan TSM tidak punya satu sindrom yang saya sebut sebagai Prabowo Subianto Syndrome.
“Prabowo sindrom itu begini, menolak hasil pemilu, menggugat lewat jalur hukum tersedia tapi nggak punya bukti yang cukup. 01 dan 03 nggak boleh punya sindrom itu,” jelas Eep yang merupakan pendiri PolMark Indonesia.
Sementara itu, Mengutip laman polpum.kemendagri.go.id, Menteri Dalam Negeri yang saat itu juga menjabat Plt Menko Polhukam Tito Karnavian mengklaim tak ada desain kecurangan secara terstruktur, sistematis dan masif (TSM) dalam gelaran Pemilu 2024.
Baca Juga: Wacana Bertemunya Jusuf Kalla dan Megawati, Anies: Kita Tunggu
“Kalau ada kekurangan sana sini ya mungkin terjadi. Yang penting tak ada desain terstruktur sistematis dan masif,” kata Tito usai menghadiri acara BNPT di Menara Bidakara, Jakarta, Selasa (20/2).
Tito menyarankan kandidat menggunakan mekanisme resmi jika tak puas atau keberatan terhadap hasil pemilu.
“Saya sarankan gunakan mekanisme yang ada. Ada bukti, laporkan Bawaslu. Enggak puas Bawaslu ada DKPP, nanti ada proses lain MK. Jadi jalur-jalur resmi disampaikan. Gunakan jalur itu,” katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: