Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        New Agent of Growth, Kunci Menjaga Asa Pertumbuhan Ekonomi 7%

        New Agent of Growth, Kunci Menjaga Asa Pertumbuhan Ekonomi 7% Kredit Foto: Muhamad Ihsan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ekonomi Indonesia terus mengalami naik-turun diguncang oleh sejumlah event baik domestik maupun internasional. Target pertumbuhan ekonomi mulai dari 5% - 7% meski terlihat sulit dicapai, bukan tidak mungkin untuk diraih oleh Indonesia.

        CEO Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG), Arif P. Rachmat mengatakan pertumbuhan ekonomi tanah air sedang berada dalam jalur tepat namun bukan tanpa halangan. Ia mengingatkan pentingnya sinergi pemegang kepentingan untuk menjaga Indonesia.

        Baca Juga: ASEAN Foundation: Perkembangan Ekonomi Digital Indonesia Kontras dengan Infrastrukturnya

        Arif menegaskan, jalur pertumbuhan ekonomi saat ini berpotensi rusak karena daya beli masyarakat yang mulai berkurang di Indonesia. Ia mengingatkan pentingnya kehadiran strategi keuangan hingga investasi yang mampu menjaga pergerakan ekonomi yang dirasakan oleh Indonesia

        “5% pertumbuhan ekonomi diperlukan untuk menghadirkan lapangan kerja baru atau setidaknya maintenance yang tengah dirasakan oleh Indonesia,” ujarnya di Jakarta, Kamis (21/3).

        Arif mengatakan, dirinya menemukan bagaimana daya beli masyarakat tengah berkurang, khususnya dari kalangan menegah ke bawah. Salah satu tandanya adalah bagaimana target pembelian masyarakat yang semakin bergesar kepada barang ekonomis.

        Hal tersebut merupakan sebuah tanda akan bagaimana masyarakat tengah berupaya untuk menyimpan uang mereka yang mana akan berdampak terhadap perputaran ekonomi dari Indonesia. Solusi terbaik dari masalah ini adalah kebijakan tepat dari pemerintah.

        “Menjaga pertumbuhan ekonomi sangat penting, tidak ada cara lain selain menghadirkan investment climate yang kondusif sehingga bisa drive to surplus,” jelas dari Arif.

        Arif menegaskan, saat ini tanah air tengah memerlukan inovasi hingga agen pertumbuhan baru untuk mamacu pertumbuhan ekonomi selain kontribusi pemerintah melalui kebijakan finasial yang tepat.

        Baca Juga: Reformasi Logistik Nasional Indonesia: Mengatasi Disparitas Ekonomi di Indonesia!

        “Kita perlu new engine of growth. Rupiah harus stabil, defisi bertahan dalam 3%. Semoga jangan turun apalagi dilabrak,” tuturnya.

        Laporan: Muhamad Ihsan

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Aldi Ginastiar
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: