Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tak Hanya Sinergi, Empat Kunci Hidupkan Ekonomi Syariah di Indonesia

        Tak Hanya Sinergi, Empat Kunci Hidupkan Ekonomi Syariah di Indonesia Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Indonesia dinilai memiliki potensi besar dalam mengembangkan ekonomi syariah, namun sejumlah hal perlu menjadi perhatian sebelum hal tersebut bisa dioptimalkan oleh Pemerintah Indonesia.

        Wakil Rektor Universitas Paramadina, Handi Risza mengatakan pemerintah harus memiliki arah yang jelas terkait dengan pembangunan ekonomi syariah. Hal ini mengingat masih banyaknya produk-produk hasil impor yang menekan ekosistem dari usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

        Baca Juga: Indonesia Terus Dorong Potensi Ekonomi Syariah

        "Dalam ekonomi domestik terkait pembangunan ekonomi keuangan syariah, perlu diperjelas lagi apakah Indonesia adalah negara produsen atau konsumen karena sudah terjadi saat ini produk-produk UMKM saja banyak dimasuki oleh produk impor dari China," jelasnya dalam diskusi berjudul "Mengonkretkan Omon-Omon Ekonomi Syariah: 5 Tantangan Utama dan Opsi Solusi" pada Kamis (4/4).

        Handi menegaskan, produk hasil impor tersebut dapat menjadi salah satu faktor yang menghambat tak hanya pertumbuhan ekonomi syariah namun juga industri halal dari Indonesia. Hal ini juga turut perlu menjadi perhatian dari pemerintah, yakni terkait dengan skala industri halal.

        "Saat ini bagaimana agar kita meningkatkan skala produktivitas dari skala mikro, ultra mikro, small business, medium business sampai pada skala korporasi," ungkap Handi.

        Ketiga adalah penguatan sinergi sejumlah pihak untuk mendukung perkembangan ekosistem industri halal terkait untuk mengembangkan ekonomi dari Indonesia.

        "Padahal kita sudah memiliki instrument yang sangat lengkap misalnya untuk usaha mikro dan ultra mikro sudah ada social finance. Skala medium ada Baitul Maal Wa Tamwil dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Untuk korporasi telah ada bank bank syariah. Jadi, tinggal lagi bagaimana menjalankannya secara bersama sama," jelas Handi.

        Terakhir adalah pengembangan generasi muda untuk menjadi motor penggerakan ekonomi syariah. Handi mengatakan industri syariah tentu harus ditopang oleh investasi sumber daya manusia di bidang ekonomi dan keuangan syariah.

        Baca Juga: Kolaborasi GNI - SEI Meriahkan Ekonomi Daerah Lewat Bazar UMKM

        "Hal itu akan menjadi satu ekosistem, dan perlu didorong dan support oleh investasi sumber daya manusia di bidang ekonomi dan keuangan syariah. Lebih baik memang, sumber daya sumber daya manusia ekonomi syariah berasal dari lembaga pendidikan S1 ekonomi syariah," tutur Handi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: