Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Gegara Dua Hal ini, The Fed Urung Turunkan Suku Bunga Acuan

        Gegara Dua Hal ini, The Fed Urung Turunkan Suku Bunga Acuan Kredit Foto: Muhamad Ihsan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, perubahan arah kebijakan moneter AS dan memburuknya ketegangan geopolitik di Timur Tengah membuat dinamika ekonomi keuangan global berubah cepat dengan risiko dan ketidakpastian meningkat.

        "Tetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR) yang lebih kecil dan lebih lama dari prakiraan (high for longer) sejalan pula dengan pernyataan para pejabat Federal Reserve System," ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo saat konferensi pers di Jakarta, baru-baru ini.

        Perkembangan ini dan besarnya kebutuhan utang AS, kata Perry, mengakibatkan terus meningkatnya yieldUS Treasury dan penguatan dolar AS semakin tinggi secara global. Semakin kuatnya dolar AS juga didorong oleh melemahnya sejumlah mata uang dunia seperti Yen Jepang dan Yuan Tiongkok. Ketidakpastian pasar keuangan global semakin buruk akibat eskalasi ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

        Baca Juga: Dana Asing Kembali Kabur dari RI, Pekan ini Capai Rp2,47 Triliun

        "Akibatnya, investor global memindahkan portfolionya ke aset yang lebih aman khususnya mata uang dolar AS dan emas, sehingga menyebabkan pelarian modal keluar dan pelemahan nilai tukar di negara berkembang semakin besar," jelas Perry.

        Ke depan, risiko terkait arah penurunan FFR dan dinamika ketegangan geopolitik global akan terus dicermati karena dapat mendorong berlanjutnya ketidakpastian pasar keuangan global, meningkatnya tekanan inflasi, dan menurunnya prospek pertumbuhan ekonomi dunia.

        "Kondisi ini memerlukan respons kebijakan yang kuat untuk memitigasi dampak negatif dari rambatan ketidakpastian global tersebut terhadap perekonomian di negara-negara berkembang,​ termasuk di Indonesia," imbuhnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Fajar Sulaiman

        Bagikan Artikel: