Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        PPDB 2024, PJ Gubernur Jabar: Jangan Terjebak Cap Sekolah Favorit atau Unggulan!

        PPDB 2024, PJ Gubernur Jabar: Jangan Terjebak Cap Sekolah Favorit atau Unggulan! Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin meminta orang tua siswa agar tidak memaksakan diri dan berbuat curang dalam proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2024.

        Bey mengatakan meski seluruh pihak sudah berkomitmen menyelenggarakan PPDB yang bersih dan transparan, peran orang tua siswa dalam mewujudkan komitmen ini sangat penting.

        "Mohon diedukasi masyarakat. Bahwa, jika tidak diterima di sekolah itu (yang diinginkan), bukan akhir dari segalanya," kata Bey kepada wartawan usai menyaksikan Penandatanganan Pakta Integritas PPDB Jawa Barat 2024 hingga Tingkat Operator di SMA Negeri 8 Bandung, Selasa (28/5/2024).

        Menurutnya sudah banyak sekolah SMA/SMK/MI  lain yang saat ini kualitasnya sudah lebih baik, karena itu dia meminta orang tua siswa untuk tidak memaksakan diri jika anaknya gagal diterima di sekolah tujuan dan lantas mencari jalan lain di luar aturan.

        "Masih banyak sekolah lain. Mereka menata dengan baik kok. Dan sekolah swasta juga sudah banyak yang bagus. Jadi artinya jangan hanya tertuju pada satu sekolah. Jadi mulai diberitahukan kepada masyarakat," katanya. 

        Baca Juga: Promosikan Bali and Beyond, Kemenparekraf Gelar Misi Penjualan ke Australia dan Selandia Baru

        Dia mengkritik orang tua siswa yang masih terjebak dengan cap sekolah favorit atau unggulan, maka saat anaknya gagal masuk mendorong praktik jual beli kursi atau titip-titipan.

        "Kalau di sekolah favorit diterima enggak apa-apa, cuma kalau enggak diterima. Cari alternatif yang penting anak dapat pendidikan. Banyak opsi. Secara online," tegasnya.

        Bey meminta agar orang tua tidak memasrahkan peran pendidikan anak hanya pada sekolah, mengingat posisi paling utama dalam tumbuh kembang anak ada pada orang tua. 

        "Orangtua kan juga harus memberikan pendidikan juga pada anak. Jangan orangtua menyerahkan sepenuhnya pendidikan pada sekolah. Orangtua bisa mengajarkan juga. Banyak hal lain yang perlu diajarkan, tidak hanya di sekolah. Untuk menjadikan anak berkembang sesuai dengan umur dan menjadi manusia seutuhnya," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Amry Nur Hidayat

        Bagikan Artikel: