Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Atourin Launching Platform Berbasis Teknologi Atourin Regenerative Tourism Initiative

        Atourin Launching Platform Berbasis Teknologi Atourin Regenerative Tourism Initiative Kredit Foto: Atourin
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Industri pariwisata hadir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan hiburan dan jalan-jalan. Geliat pariwisata Indonesia terus bergerak walau sempat betul-betul surut saat terjadi pandemi COVID-19 pada 2000-2022. 

        Di Indonesia, sektor pariwisata (bersama dengan industri kreatif) merupakan salah satu sektor yang menyumbang devisa negara terbesar serta menyediakan lapangan kerja untuk lebih dari 20 juta orang.

        Sektor ini bahkan digadang-gadang sebagai sektor ekonomi yang terbesar dalam beberapa dekade mendatang.

        Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar berupa bentang alam yang indah, beragamnya seni budaya, serta kekayaan sejarah dan sosial lainnya. Modalitas dalam konteks pariwisata ini, yang selanjutnya perlu dioptimalkan untuk sebesar-besar kemanfaatan bagi masyarakat, terutama masyarakat setempat dimana destinasi wisata berada.

        Pariwisata, seperti halnya dua sisi koin mata uang, membawa dampak positif dan dampak negatif sekaligus. Dampak negatif, salah satunya yang diasosiasikan dengan kualitas lingkungan hidup. Aktivitas wisata menimbulkan potensi permasalahan sampah, eksploitasi yang cenderung merusak alam dan keanekaragaman hayati, penurunan daya dukung lingkungan, dan alih fungsi lahan.

        Indonesia sebagai negara dengan kekayaan biodiversitas atau keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia, tidak bisa lengah akan hal ini. Karena jika wisata yang kontraproduktif terhadap keberlanjutan lingkungan terus dibiarkan maka akan memperburuk dampak terhadap biodiversitas tersebut.

        Pariwisata regeneratif lahir seiring dengan konsep ekonomi restoratif. Menurut organisasi Earth Check, pariwisata regeneratif didefinisikan sebagai proses di mana para pemangku kepentingan sektor pariwisata, secara kolektif, memberikan perhatian dan perwalian (melalui pengambilan keputusan dan praktik) untuk perbaikan dan peningkatan elemen alam, manusia, dan buatan manusia ketika pindah, berkunjung, tinggal atau beroperasi di suatu destinasi. Dengan melakukan hal ini, para pemangku kepentingan membiarkan elemen-elemen ini melampaui kondisi kemampuan bertahan hidup mereka saat ini.

        Atourin terus berkomitmen untuk menjadi perusahaan teknologi pariwisata yang “ramah alam/ lingkungan, ramah sosial, dan ramah ekonomi” dengan terus menyebarkan narasi tentang pariwisata regeneratif. 

        Baca Juga: Redpumpkin Generative AI Assistant Platform Jadi Solusi Inovatif Untuk Tingkatkan Operasional UMKM di Indonesia

        Melalui pendekatan dan pelibatan multi pemangku kepentingan, Atourin ingin menyebarkan dan memperbesar dampak yang dihasilkan melalui berbagai produk dan aktivitas yang dilakukan. Langkah Atourin ini bahkan sudah berlangsung sejak tahun 2020 melalui berbagai program kampanye dan program berbasis pariwisata regeneratif di berbagai lokasi. 

        “Sejak tahun 2020, kami menggiatkan beberapa program berbasis pariwisata regeneratif. Salah satunya bertajuk One Traveler One Tree dimana kami telah menanam lebih dari 1.500 pohon di beberapa provinsi seperti DK Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Bali. Kami ingin mempeluas dampak dari inisiatif Atourin melalui pendekatan dan cara yang lebih komprehensif.” ujar Reza Permadi, COO Atourin.

        Pada tahun 2024 ini, Atourin akan launching inisiatif baru dengan nama Atourin Regenerative Tourism Initiative atau bisa disingkat dengan ARTI yang merupakan inisiatif yang terdiri dari 4 pilar yakni ARTI Fund, ARTI Knowledge, ARTI Community dan ARTI Event. Tujuannya adalah untuk memberikan pemahaman akan pariwisata regeneratif terhadap para pemangkup kepentingan pariwisata Indonesia sekaligus menyediakan platform berbasis teknologi yang mereka bisa gunakan Bernama ARTI. ARTI akan menghubungkan mereka dengan berbagai kegiatan baik ofline maupun online seperti penanaman pohon, konservasi mata air, pelestarian flora fauna, atau kegiatan berbasis peningkatan kapasitas melalui pelatihan dan pendampingan untuk para pegiat wisata.

        Baca Juga: 5 Rekomendasi Platform Exchange Crypto Pilihan Terbaik di Indonesia

        Dalam konteks platform berbasis teknologi, Atourin menyediakan fitur carbon offsetting Bernama ARTI Button dimana wisatawan yang membeli produk Atourin akan bisa mengetahui berapa banyak karbon yang dihasilkan dari aktivitas wisata yang dilakukan serta berapa jumlah pohon yang harus ditanam untuk meng-offset emisi karbon tersebut.

        “Setiap produk wisata di marketplace Atourin sudah dihitung emisi karbonnya (Carbon footprint) oleh para mitra dan emisi karbonnya bisa dinetralkan oleh wisatawan melalui aktivitas penanaman pohon di destinasi wisata tersebut. Saat ini kami juga sedang giat memperluas literasi Pariwisata Regeneratif kepada mitra-mitra kami.” jelas Benarivo T. Putra, CEO Atourin.

        Atourin melakukan launching ARTI pada Rabu, 5 Juni 2024 bertepatan dengan hari lingkungan hidup. Berbagai mata acara menarik dari launching tersebut termasuk ARTI Talkshow bertajuk “Langkah Bersama Kolaborasi Multipihak dalam Mewujudkan Pariwisata Regeneratif Indonesia”, ARTI Marathon, ARTI Showcase Produk Desa Wisata, dan tentunya Launching ARTI itu sendiri. Dengan inisiatif ini, maka Atourin makin menancamkan posisinya sebagai perusahaan teknologi pariwisata yang ramah alam, ramah sosial, dan ramah ekonomi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: