Kemenkes Tegaskan Bahwa Vaksin Lebih dari Satu Jenis Terbukti Aman
Imunisasi merupakan langkah penting dalam melindungi anak-anak dari berbagai penyakit berbahaya. Pemberian vaksin yang melibatkan lebih dari satu jenis antigen dalam satu kunjungan, atau yang dikenal sebagai imunisasi ganda, telah terbukti aman dan efektif.Â
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menegaskan bahwa metode ini tidak hanya aman, tetapi juga memberikan perlindungan ganda yang efisien.
Menurut dr. Prima Yosephine, M.K.M., Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes RI, imunisasi ganda telah diterapkan di lebih dari 160 negara di seluruh dunia, termasuk negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Inggris, dan Kanada. Miliaran dosis vaksin telah diberikan dengan metode ini tanpa menyebabkan kematian langsung pada anak.
"Imunisasi ganda tidak menyebabkan kematian. Miliaran vaksin telah diberikan dengan cara imunisasi ganda di seluruh dunia," jelas Prima di Jakarta, Sabtu (29/6).
Secara nasional, Indonesia telah menerapkan imunisasi ganda sejak tahun 2017. Contoh penerapannya adalah pada jadwal imunisasi DPT-HB-Hib-3 yang diberikan bersamaan dengan imunisasi polio suntik Inactivated Poliovirus Vaccine (IPV) pada bayi usia 4 bulan. Selain itu, imunisasi lanjutan seperti campak rubella-2 dan DPT-HB-Hib-4 diberikan pada anak usia 18 bulan.
Baca Juga: Berikan Operasi Jantung Anak Gratis di Medan, RSUP Adam Malik Kerja Sama dengan King Salman Relief
Manfaat dan Efektivitas Vaksin DPT-HB-Hib
Vaksin DPT-HB-Hib diberikan untuk mencegah enam penyakit, yaitu difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, pneumonia (radang paru), dan meningitis (radang selaput otak) yang disebabkan oleh infeksi kuman Hib.
Kasus kematian setelah pemberian imunisasi sangat jarang terjadi dan biasanya disebabkan oleh kejadian koinsidental atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang tidak berkaitan langsung dengan vaksin.
"Sampai saat ini, data menunjukkan mayoritas kasus-kasus tersebut adalah kejadian koinsidental–KIPI yang tidak disebabkan oleh vaksin maupun kesalahan prosedur," tegas Prima.
Penanganan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
Prof. Dr. dr. Hindra Irawan Satari, SpA(K), M.Trop.Paed, Ketua Komisi Nasional Pengkajian dan Penanggulangan KIPI (Komnas PP KIPI), menjelaskan bahwa hampir semua vaksin dapat diberikan secara ganda tanpa menyebabkan kematian. Efek samping yang timbul umumnya ringan, berlangsung singkat, dan sembuh dengan atau tanpa pengobatan.
KIPI berat, seperti syok anafilaktik, sangat jarang terjadi. Syok anafilaktik adalah reaksi alergi yang sangat serius dan membutuhkan penanganan medis yang cepat. Meski demikian, kasus syok anafilaktik akibat vaksinasi sangat jarang terjadi.
"Kasus anafilaktik sangat jarang terjadi dan mayoritas dapat menyebabkan kematian segera setelah pemberian imunisasi, biasanya dalam 30 menit pertama. Namun, hal ini tetap harus dibuktikan melalui investigasi dan kajian kausalitas yang mendalam," jelas Prima.
Baca Juga: Kenali Alat dan Pasta Gigi yang Aman untuk Anak Berkebutuhan Khusus
Imunisasi Ganda pada Anak Sehat
Pemberian imunisasi ganda aman dilakukan pada anak yang sehat dan tidak sedang sakit berat. Sebelum imunisasi, tenaga kesehatan akan melakukan skrining kesehatan untuk memastikan kondisi anak. Setelah imunisasi, bayi atau anak akan dipantau selama 30 menit untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya KIPI.
Prof. Hindra juga menekankan pentingnya pemantauan KIPI oleh orangtua setelah anak menerima imunisasi. Orangtua diberikan informasi tentang tanda-tanda bahaya (gejala KIPI) dan langkah-langkah yang harus diambil jika muncul gejala tersebut.
Tips Pemberian Imunisasi Ganda
Pelaksanaan imunisasi ganda dapat dilakukan di berbagai fasilitas kesehatan seperti klinik, rumah sakit, Puskesmas, dan posyandu. Berikut panduan pelaksanaan imunisasi ganda dari Kemenkes RI:
1. Persiapan Ruang Penyuntikan
Pastikan ruang atau area penyuntikan bersih dan hanya diisi oleh vaksinator, anak, dan pendamping.
2. Lakukan Konseling
Berikan penjelasan tentang manfaat imunisasi dan kemungkinan KIPI seperti demam atau nyeri. Jelaskan langkah yang harus diambil orangtua jika terjadi reaksi KIPI dan minta untuk segera menghubungi dokter atau bidan jika keluhan tidak membaik setelah 2-3 hari.
3. Lokasi Penyuntikan
Jika anak sudah bisa berjalan, suntikan sebaiknya dilakukan di lengan. Pada bayi berusia 2 bulan ke atas, suntikan biasanya dilakukan di paha sebelah kanan dan kiri untuk mengurangi rasa sakit dan tidak nyaman.
Dengan panduan ini, imunisasi ganda dapat dilakukan dengan aman dan efektif, memberikan perlindungan optimal bagi anak-anak dari berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: