Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Efisiensi Produksi, Sawit Butuh Inovasi Teknologi Pengolahan

        Efisiensi Produksi, Sawit Butuh Inovasi Teknologi Pengolahan Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Guru Besar dan Peneliti Pusat Studi Sawit Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Sudarsono Soedomo menyebut jika teknik pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) sawit menjadi crude palm oil (CPO) yang benar berpotensi mengubah struktur pasar TBS dan distribusi pendapatan.

        Pasalnya, dahulu mesin pengolah TBS menjadi CPO berkapasitas paling kecil 30 ton TBS per jamnya sehingga membutuhkan waktu dan investasi yang cukup besar. Dengan teknologi yang kian maju, sekarang mesin pengolah yang berkapasitas lebih kecil mampu beroperasi secara efisien.

        Baca Juga: Pelaku Industri Kelapa Sawit Dapatkan Pelatihan Skill Berbasis Pengalaman Individu

        Sehingga, inovasi teknologi tersebut memungkinkan hadirnya pabrik kelapa sawit (PKS) berskala kecil yang mampu beroperasi secara efisien.

        Sudarsono juga menjelaskan beberapa dampak jika TBS diolah dengan teknologi terbaru. Salah satunya adalah meningkatnya persaingan mendapatkan TBS antar PKS akan mendongkrak harga TBS sendiri. dia menilai situasi tersebut akan menguntungkan produsen TBS baik petani maupun pekebun besar tanpa PKS.

        “Sebaliknya mengancam PKS skala besar yang telah ada, terutama PKS skala besar tanpa kebun. Situasi ini mungkin juga mendorong petani plasma yang telah bermitra dengan PKS yang terintegrasi dengan kebun untuk menjual TBS-nya ke PKS yang bukan induknya apabila PKS induk tidak memberikan harga TBS yang kompetitif. Kegoncangan kemitraan inilah yang belakangan ramai dibicarakan,” kata dia dalam keterangannya di media, dikutip Warta Ekonomi, Jumat (5/7/2024).

        Kehadiran PKS skala kecil yang didukung dengan teknologi yang efisien, ucapnya, bisa membuka kesempatan bagi investor kecil untuk ikut bermain dan memperoleh manfaat dari industri sawit itu sendiri. jika industri CPO makin kompetitif, maka konsumen akan diuntungkan karena memperoleh harga yang lebih rendah.

        Dirinya juga menjelaskan beberapa dampak dari kehadiran PKS skala kecil yang efisien. Salah satunya adalah distribusi pendapatan yang lebih merata. Hal ini disebabkan industri berskala kecil cenderung memberikan lebih banyak kesempatan kerja di tingkat lokal sehingga membantu mengurangi disparitas pendapatan antar daerah atau komunitas tertentu.

        “Dalam hal pengembangan komunitas lokal, industri berskala kecil sering terhubung dengan komunitas mereka. Kemudian dalam beberapa kasus, ada juga ketahanan terhadap krisis ekonomi. Pasalnya, industri berskala kecil dapat lebih tahan terhadap fluktuasi ekonomi global lantaran mereka lebih fleksibel terhadap perubahan pasar,” tuturnya.

        Dampak lainnya adalah pembangunan kapasitas lokal. Dengan adanya investasi dalam teknologi dan manajemen modern, industri skala kecil tersebut dapat membantu meningkatkan kapasitas pengelolaan dan keahlian lokal dalam mengelola bisnis.

        Keberadaan industri skala kecil yang efisien juga dapat membantu dalam diversifikasi ekonomi lokal sehingga mengurangi ketergantungan pada sektor-sektor ekonomi tunggal dan meningkatkan ketahanan ekonomi terhadap fluktuasi pasar.

        Baca Juga: Ini Keunggulan Pupuk Organik Biofarm untuk Sawit Petani

        “Disrupsi teknologi yang semakin cepat merupakan fenomena umum yang tidak dapat dihindari. Jurus paling ampuh untuk menghadapi situasi seperti ini agar tetap survive adalah beradaptasi. Masalah tidak akan pernah selesai bila kita abai, tidak akan menjauh bila kita hanya mengeluh. Adopsi teknologi yang disruptif perlu dihadapi dengan adopsi manajemen adaptif,” ungkapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: