Wujudkan 'Obsesi' Jokowi, Hyundai dan LG Buat Pabrik Baterai Mobil Listrik Terbesar di Asia Tenggara
Untuk pertama kalinya, Indonesia memiliki pabrik baterai mobil listrik, hasil kolaborasi dengan Korea Selatan melalui Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution.
Pabrik ini diklaim sebagai salah satu pabrik terbesar di Asia Tenggara. Indonesia menjadi satu-satunya negara yang memiliki ekosistem mobil listrik terlengkap di dunia.
Dengan kapasitas produksi sebesar 10 GWh per tahun, pabrik ini mampu memproduksi sekitar 32,6 juta sel baterai, menghasilkan sekitar 150.000 kendaraan listrik. Pada fase kedua di tahun 2026, kapasitas produksi ditargetkan meningkat menjadi 20 GWh per tahun.
Kehadiran pabrik baterai ini mendekatkan Indonesia pada ambisi Presiden Jokowi untuk memproduksi 600.000 unit mobil listrik berbasis baterai pada tahun 2030. Jokowi berharap kapasitas produksi terus meningkat setiap tahunnya sehingga Indonesia dapat menjadi bagian dari rantai pasokan global, tidak hanya dalam urusan baterai EV tetapi juga barang-barang lainnya.
Baca Juga: PLN Akan Sokong Pabrik Baterai Mobil Listrik Terbesar di Asia Tenggara
Indonesia merupakan salah satu pasar mobil listrik terbesar di Asia Tenggara dengan potensi pelanggan mencapai 700 juta. Ambisi ini didukung oleh pemerintah dengan berbagai upaya untuk meningkatkan industri ini, termasuk membuka keran investasi selebar-lebarnya dan memberikan insentif pajak hingga 32% dari harga jual mobil listrik.
Investasi yang masuk untuk industri perakitan kendaraan listrik telah mencapai Rp4,49 triliun. Penjualan mobil listrik di Indonesia meningkat pesat, dengan lonjakan 109,68% pada periode Januari hingga Mei 2024 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pengamat otomotif Bebin Juana menyebut ambisi Jokowi untuk memproduksi 600.000 kendaraan listrik sebagai hal yang realistis. Mayoritas saham perusahaan patungan ini adalah milik LG, memungkinkan produksi baterai litium ferofosfat (LFP) seperti yang digunakan oleh produsen mobil listrik seperti Tesla, Wuling, BYD, dan produsen asal China lainnya. Selain Hyundai, BYD juga akan mendirikan pabrik di Indonesia dengan investasi mencapai Rp10 triliun dan target produksi 150.000 unit per tahun pada 2026.
Saat ini, Indonesia juga tengah membangun pabrik baterai mobil listrik di Maluku Utara, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Selatan. Produsen mobil listrik seperti Wuling dan Neta juga bekerja sama dengan produsen lokal untuk membuat baterai mobil listrik.
Bebin Juana menyebutkan bahwa target produksi tinggi harus diimbangi dengan permintaan pasar yang cukup. Meski ada potensi ekspor, persaingan dengan produsen dari China dan negara lain akan menjadi tantangan, baik dari segi harga maupun kualitas. Kendaraan dari China, misalnya, menawarkan teknologi dan fitur terbaru yang luar biasa. Standar kualitas global harus dipenuhi untuk bersaing di pasar internasional.
Baca Juga: Tak Hanya Baterai, Jokowi Yakin Indonesia Jadi Rajanya Ekosistem Mobil Listrik
Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Yohannes Nangoi, menyebutkan bahwa mobil produksi Indonesia sudah diminati di pasar internasional, dengan ekspor ke lebih dari 90 negara. Negara-negara tujuan ekspor terbesar termasuk Filipina, Vietnam, dan Meksiko, bahkan Jepang. Meskipun merek berbeda, banyak mobil produksi Indonesia terlihat di Jepang.
Dapat disimpulkan bahwa target Jokowi untuk memproduksi 600.000 unit mobil listrik pada tahun 2030 adalah realistis. Namun, penting untuk memastikan adanya permintaan pasar yang cukup agar produksi dalam jumlah besar tidak sia-sia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: