Focus Group Discussion (FGD) yang diinisiasi oleh Sawitsetara dan didukung oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) berupaya untuk memberikan edukasi mengenai biodiesel di Indonesia. Adapun acara yang berlangsung di Jakarta ini menghadirkan berbagai pemangku kepentingan untuk menyamakan persepsi tentang biodiesel.
Menurut Kepala Divisi Perusahaan BPDPKS, Achmad Maulizal alias Mauli, program biodiesel ini melibatkan pendanaan segala segmen, edukasi dan mandatory process. Oleh sebab itu, dirinya menegaskan perihal pentingnya meluruskan misinformasi terkait manfaat biodiesel yang kerap dianggap hanya menguntungkan koperasi dan tidak bermanfaat bagi petani swadaya.
Baca Juga: Hanya Minyak Sawit yang Cocok untuk Biodiesel, Ini Keunggulannya
"Kita harus memahami kembali bahwa adanya biodiesel ini program sangat segimental. Banyak yang masih salah persepsi bahwa biodiesel hanya bermanfaat untuk koperasi," ujar Mulizal seperti dikutip dari keterangan tertulis, yang dikutip Warta Ekonomi, Senin (22/7/2024).
Dirinya juga menyinggung terkait peran mahasiswa sebagai duta informasi yang bisa menyebarkan pengetahuan serta informasi positif di kalangan sesamanya.
Dalam kesempatan yang sama, Head of Sustainability Division Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI), Rapolo Hutabarat, turut menyoroti urgensi penyelesaian masalah di sektor hulu sawit sebagai dari kunci keberlanjutan program biodiesel di Indonesia.
"Permasalahan di sektor hulu harus segera diselesaikan karena ini menentukan ketersediaan bahan baku," jelasnya.
Baca Juga: BPDPKS: Masih Banyak Misinformasi Soal Biodiesel, Mesti Diluruskan!
Dirinya juga membahas pentingnya keberlanjutan dari program blending biofuel seperti B40, dan potensi peningkatannya lebih lanjut.
Sementara itu, Rino Afrino selaku Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) menjelaskan pentingnya legalitas lahan serta pentingnya produktivitas di sektor hulu sawit itu sendiri.
Menurut dia, ada 3,4 juta hektare lahan sawit yang terancam hilang karena legalitas lahan dan hal tersebut harus segera ditangani. Di sisi lain, dia menyoroti terkait rendahnya realisasi Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang baru mencapai 390 ribu hektare dari target 2,4 juta hektare.
Baca Juga: Semen Padang Kembangkan Destinasi Wisata Kampung Songket di Sawahlunto
Selain itu, Pelaksana Fungsi Perencanaan Pemasaran Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bina Restituta Barus memaparkan bahwa sawit sejatinya merupakan anugerah besar bagi Indonesia.
"Sawit adalah emas yang bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya dari hulu hingga hilir," ujarnya.
Atas hal tersebut, pihaknya juga mendorong para mahasiswa yang hadir di acara tersebut untuk melihat sawit sebagai peluang besar di masa depan.
Baca Juga: Tuntut Kelanjutan Kasus Korupsi Menara BTS 4G, Mahasiswa Demo di Depan Gedung Kejaksaan Agung
FGD ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk menyamakan persepsi dan menyelesaikan berbagai tantangan dalam industri biodiesel, sekaligus meningkatkan dukungan terhadap program-program pemerintah terkait kelapa sawit.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: