Pemerintah Indonesia menilai Afrika merupakan kawasan yang cukup strategis dengan adanya potensi besar kerja sama. Tujuan dari kerja sama tersebut adalah mencapai pembangunan ekonomi baik bagi Indonesia maupun bagi sejumlah negara di benua tersebut.
"Hal yang diharapkan adalah kita terus melakukan kerja sama, mengingat Indonesia dan Afrika ini memiliki banyak nilai strategis antara Indonesia dengan banyak negara-negara Afrika," kata Wakil Menteri Luar Negeri RI Pahala N Mansury dalam press briefing di Jakarta tentang rencana penyelenggaraan Indonesia Africa Forum (IAF) Ke-2 pada Kamis, (22/8/2024).
Baca Juga: Kini Ambil Alih Golkar Setelah Ingin PDIP, Prabowo Harus Hati-hati dengan Jokowi
Sejumlah negara kawasan Selatan (Global South), ujar Pahala, termasuk Indonesia dan negara-negara Afrika bisa menekankan kembali ke posisi non-blok di tengah ketegangan konflik geopolitik.
Pahala berharap dapat mengurangi tensi geopolitik yang tengah terjadi dengan cara menegaskan keberpihakan negara-negara Global South tersebut. Indonesia dengan Afrika, sambungnya, juga mempunyai hak untuk membangun sumber daya yang dimiliki.
"Jadi right to develop ini salah satu hal yang ingin kita perjuangkan bersama," tegasnya.
Adapun potensi kedua yang perlu diperkuat oleh kedua negara tersebut yakni mengembangkan kerja sama ketahanan energy. Paslanya, Afrika dinilai mempunyai 10% cadangan minyak dunia. Selain itu, Afrika juga mempunyai kekayaan mineral kritis seperti grafit, litium, dan kobalt. Maka dari itu dia berharap dengan IAF Ke-2 ini dapat mendorong kerja sama di sektor hilirisasi mineral kritis.
Sementara itu, potensi Afrika selanjutnya adalah populasi yang mengalami peningkatan besar yang saat ini mencapai 1,4 miliar penduduk.
"Jika Indonesia butuh diversifikasi pasar ke nontradisional termasuk kelapa sawit, makanan-minuman, hingga pakaian, kita harap dengan populasi Afrika 1,4 miliar tentu jadi kesempatan melakukan diversifikasi ke pasar-pasar nontradisional," jelas Pahala dalam acara tersebut.
Indonesia diharapkan mampu mendapatkan pasokan komoditas, perluasan tujuan ekspor, hingga potensi investasi di luar negeri dengan adanya diversifikasi pasar tersebut. Pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut menurut data Bank Pembangunan Afrika mencapai 3,2% pada tahun 2023 lalu dengan estimasi lonjakan menjadi 3,8% pada tahun 2024.
"Ini arti strategis dari Afrika kenapa kita mulai dari sekarang mengembangkan hubungan antara Indonesia dengan Afrika," jelas Pahala.
Lebih lanjut, Indonesia akan menyelenggarakan IAF Ke-2 pada 1-3 September 2024 di Nusa Dua, Bali dengan mengangkat tema Bandung Spirit for Africa's Agenda 2063. Sebanyak enam kepala negara atau pemerintahan dari Benua Afrika berencana menghadiri perhelatan tersebut. Tujuan perhelatan itu yakni untuk memperkuat diplomasi ekonomi, kerja sama perdagangan dan membuka akses pasar non-tradisional antara Indonesia dengan negara-negara Afrika.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar