- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Optimalkan Kapasitas, Vale Indonesia Targetkan Produksi 70.800 Nikel di 2024
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menargetkan produksi sekitar 70.800 metrik ton nikel dalam matte pada tahun 2024, meningkat dari target tahun lalu. Pada kuartal II 2024, Perseroan mencapai penjualan 17.505 metrik ton nikel matte, menghasilkan pendapatan sebesar USS$248,8 juta.
Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 8% dibandingkan triwulan sebelumnya yang disebabkan oleh harga realisasi rata-rata nikel yang lebih tinggi pada kuartal II 2024. Harga realisasi rata-rata nikel meningkat 12% menjadi US$14.214 per ton pada kuartal II 2024, naik dari US$12.651 per ton pada kuartal I 2024.
“Meskipun kondisi pasar yang tidak menentu, kami tetap berkomitmen untuk mengoptimalkan kapasitas produksi, meningkatkan efisiensi, dan mengurangi biaya,” ujar Febriany Eddy, CEO dan Presiden Direktur PT Vale Indonesia Tbk, dalam acara Public Expose Live, Jakarta, Senin (26/8/2924).
Baca Juga: Rampungkan Pembelian Saham Divestasi Vale, Indonesia Kini Jadi Pemegang Saham Terbesar
Sejalan dengan penurunan pengiriman pada triwulan tersebut, beban pokok pendapatan Perseroan menurun dari US$209,8 juta pada kuartal I 2024 menjadi US$207,3 juta pada kuartal II 2024. Penurunan total beban pokok pendapatan juga didukung oleh penurunan konsumsi bahan bakar dan batu bara pada kuartal II 2024, disertai dengan penurunan harga batu bara.
“Memasuki semester kedua tahun ini, kami akan terus proaktif mendorong inisiatif penghematan biaya untuk memastikan biaya tunai per unit tetap kompetitif dalam upaya menghasilkan margin yang sehat secara berkelanjutan. Dengan perubahan komposisi pemegang saham baru-baru ini, kami melihat banyak ruang untuk memanfaatkan inisiatif strategis yang dapat membawa sinergi positif bagi perusahaan, seperti integrasi upaya pengadaan dalam grup untuk harga komoditas yang lebih baik dimana hal ini merupakan salah satu penggerak biaya terbesar kami,” tegasnya.
Lebih lanjut Ia memaparkan bila harga rata-rata HSFO pada triwulan ini lebih tinggi 2% dibandingkan triwulan sebelumnya. Namun kenaikan ini diimbangi oleh penurunan harga rata-rata diesel dan batu bara, yang masing-masing lebih rendah sebesar 2% dan 1% pada triwulan II 2024.
Baca Juga: Targetkan Produksi Migas 150 Ribu Barel, Medco Ungkap Capaian Hingga Semester I
Meskipun adanya tantangan industri, Perseroan mampu menghasilkan EBITDA positif sebesar US$72,4 juta, menandai peningkatan 38% dibandingkan triwulan sebelumnya karena pendapatan yang lebih tinggi dan biaya pendapatan yang lebih rendah.
Selanjutnya, Perseroan berhasil membukukan laba sebesar US$31,1 juta pada kuartal II 2024, menandai peningkatan signifikan dari triwulan sebelumnya. Laba ini muncul setelah memperhitungkan kerugian yang belum terealisasi sebesar US$6,1 juta atas pengakuan nilai wajar aset derivatif (hak partisipasi dalam investasi Perseroan di PT Kolaka Nickel Indonesia).
“Penting untuk digarisbawahi bahwa esensi dari penyesuaian harga derivatif ini adalah kerugian yang tidak terealisasi yang bersifat non-operasional. Oleh karena itu, jika dinormalisasi, kami mencatat laba sebesar AS$35,9 juta pada 2T24, lebih tinggi 122% dibandingkan dengan laba pada triwulan sebelumnya,” urainya.
Adapun, kas dan setara kas Perseroan meningkat menjadi US$832,1 juta pada 30 Juni 2024, naik dari sebelumnya US$730,8 juta pada 31 Maret 2024.
Menurutnya, Vale telah mengeluarkan belanja modal sekitar US$61 juta pada triwulan ini, meningkat dari AS$57,4 juta pada 1T24. Vale pun akan terus menerapkan manajemen kas secara hati-hati untuk menjaga ketersediaan kas.
“Perseroan tetap berkomitmen untuk memprioritaskan peningkatan produktivitas dan efisiensi biaya, memastikan daya saing jangka panjang sambil menerapkan praktik-praktik pertambangan yang baik,” tutup Febriany.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: