Bahana Sekuritas merekomendasikan aksi BUY untuk saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan harga target Rp 5.825 per saham. Rekomendasi ini didasarkan pada proyeksi Price to Book Value (PBV) sebesar 1,2x pada tahun 2025.
"Kami mempertahankan peringkat BUY dengan target harga (TP) 12 bulan sebesar Rp 5.825. Risiko negatif yang dihadapi adalah perlambatan ekonomi yang dapat berdampak pada segmen korporasi, sehingga berpotensi memperburuk kualitas aset,” ungkap Analis Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro dalam risetnya, baru- baru ini.
Dalam riset tersebut, dijelaskan BBNI mencatatkan laba bersih sebesar Rp 10,7 triliun hingga paruh pertama 2024. Pertumbuhan kredit BBNI juga mengalami peningkatan sebesar 11% menjadi Rp 727 triliun, yang lebih tinggi dari target awal sebesar 9-11%. Pertumbuhan kredit ini terutama didorong oleh sektor korporasi dan konsumer.
“Hal ini membuat bank menaikkan target pertumbuhan kredit menjadi 10-12% hingga akhir 2024,” jelasnya.
Terkait dengan penyaluran kredit, BBNI menyatakan tetap berhati-hati, khususnya dalam menghadapi permintaan kredit korporasi, terutama di sektor tekstil dan real estate. Sementara itu, untuk sektor komoditas dan energi terbarukan, BBNI akan melakukan penyaluran kredit secara selektif.
Baca Juga: Bukukan Kinerja Positif di Semester I, Begini Prospek BNI di Semester II-2024
“BBNI akan fokus pada penyaluran pinjaman kepada perusahaan-perusahaan yang memiliki keunggulan dalam biaya produksi. Ke depan, BBNI akan fokus meningkatkan margin dengan menjaga Cost of Funds (CoF) dan meningkatkan Net Interest Margin (NIM). Bank juga mengharapkan perbaikan kondisi makroekonomi dan likuiditas, serta sejauh ini telah memanfaatkan insentif GWM dari Bank Indonesia,” tegasnya.
Salah satu alasan utama rekomendasi BUY adalah kualitas aset BBNI yang dinilai masih solid. Dana murah dari Current Account Saving Account (CASA) BBNI tercatat meningkat sebesar 0,4% dibandingkan kuartal sebelumnya, terutama pada segmen tabungan.
Meskipun deposito BBNI, khususnya jangka pendek, menunjukkan perlambatan, hal ini dianggap sejalan dengan strategi BBNI untuk memperbaiki biaya pendanaan dengan melakukan repricing suku bunga dan mengelola simpanan.
“BBNI mengalihkan fokus dari simpanan institusi ke simpanan ritel dan memanfaatkan lebih banyak aplikasi digital melalui wondr by BNI. Aplikasi ini dirancang untuk memberikan solusi keuangan kepada nasabah, membantu mereka mengatasi hambatan dalam kemandirian finansial, serta mendukung upaya BBNI untuk mengumpulkan lebih banyak dana pihak ketiga berbiaya rendah dari segmen ritel,” jelasnya.
Baca Juga: Punya Modal Perkasa, BNI Bakal Pertahankan Rasio Dividen 50% di Tahun ini
Sebagai tambahan informasi, laba bersih BBNI diperkirakan mencapai Rp 22,2 triliun pada akhir 2024. Angka tersebut mengacu pada konsensus Bloomberg yang terbit pada 31 Mei 2024. Berdasarkan konsensus tersebut, laba BBNI diperkirakan akan terus meningkat hingga tahun depan, dengan proyeksi laba mencapai Rp 25,1 triliun pada 2025.
Selain Bahana Sekuritas, beberapa sekuritas lain yang juga merekomendasikan BUY untuk saham BBNI di antaranya UOB Kay Hian, Maybank Investment Banking Group, BRI Danareksa Sekuritas, dan HSBC Securities Indonesia. Selain itu, Binaartha Sekuritas, Ciptadana Sekuritas, BCA Sekuritas, Macquarie, hingga Goldman Sachs juga memberikan rekomendasi serupa.
Dari 10 sekuritas tersebut, rata-rata target harga saham BBNI berada di level Rp 6.071 per saham, dengan rentang harga minimal Rp 5.400 hingga maksimal Rp 6.800 per saham.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: